Sebatang bambu yang indah tumbuh di halaman rumah seorang petani. Batang bambu ini tumbuh tinggi menjulang di antara batang-batang bambu lainnya. Suatu hari datanglah sang petani yang empunya pohon bambu itu.
Dia berkata kepada batang bambu,” Wahai bambu, maukah engkau kupakai untuk menjadi pipa saluran air yg sangat berguna untuk mengairi sawahku?”
Batang bambu menjawabnya, “Oh tentu aku mau bila dapat berguna bagi engkau,Tuan. Tapi ceritakan apa yang akan kau lakukan untuk membuatku menjadi pipa saluran air itu.”
Sang petani menjawab, “Pertama, aku akan menebangmu untuk memisahkan engkau dari rumpunmu yang indah itu. Lalu aku akan membuang cabang-cabangmu yang dapat melukai orang yang memegangmu. Setelah itu aku akan membelah-belah engkau sesuai dengan keperluanku. Terakhir aku akan membuang sekat-sekat yang ada di dalam batangmu, supaya air dapat mengalir dengan lancar. Apabila aku sudah selesai dengan pekerjaanku, engkau akan menjadi pipa yang akan mengalirkan air untuk mengairi sawah sehingga padi yang ditanam dapat tumbuh dengan subur.”
Mendengar hal ini, batang bambu lama terdiam….., kemudian dia berkata kpd petani, “Tuan, tentu aku akan merasa sangat sakit ketika engkau menebangku. Juga pasti akan sakit ketika engkau membuang cabang-cabangku, bahkan lebih sakit lagi ketika engkau membelah-belah batangku yang indah ini dan pasti tak tertahankan ketika engkau mengorek-ngorek bagian dalam tubuhku untuk membuang sekat-sekat penghalang itu. Apakah aku akan kuat melalui semua proses itu, Tuan?”
Petani menjawab, ” Wahai bambu, engkau pasti kuat melalui semua ini karena aku memilihmu justru karena engkau yang paling kuat dari semua batang pada rumpun ini. Jadi tenanglah.”
Akhirnya batang bambu itu menyerah, “Baiklah, Tuan. Aku ingin sekali berguna ketimbang batang bambu yg lain. Inilah aku, tebanglah aku, perbuatlah sesuai dengan yang kau kehendaki.”
Setelah petani selesai dengan pekerjaannya, batang bambu indah yang dulu hanya menjadi penghias halaman rumah petani, kini telah berubah menjadi pipa saluran air yang mengairi sawah sehingga padi dapat tumbuh dengan subur dan berbuah banyak.
Pernahkah kita berpikir bahwa dengan tanggung jawab dan persoalan yg sarat, mungkin Tuhan sedang memproses kita untuk menjadi indah di hadapan-Nya? Sama seperti batang bambu itu, kita sedang ditempa.
Tapi jangan kuatir, kita pasti kuat karena Tuhan tak akan memberikan beban yang tak mampu kita pikul. Jadi maukah kita berserah pada kehendak Tuhan, membiarkan Dia bebas berkarya di dalam diri kita untuk menjadikan kita alat yang berguna bagi-Nya?
Seperti batang bambu itu, mari kita berkata, ” Inilah aku, Tuhan…perbuatlah sesuai dengan yang Kau kehendaki.”
Feel Free To Read It
Kami Datang... Belajar... Dan Melayani
We Came... Learn.. And Serve
Kamis, 30 Desember 2010
Renungan Sang Gadis
Suatu hari ada seorang gadis yang sedang putus asa...
Dia bertengkar dengan pacarnya dan akhirnya memutuskan untuk berpisah dengan pacarnya. DIa depresi, hanya kebuntuan yang ada di otaknya. DIa berniat mengakhiri hidupnya yang menurutnya sangatlah menderita. Dia pulang ke apartemennya, pergi ke lantai paling atas, yaitu lantai 20.
Disana dia mulai berdoa agar mantan kekasihnya bisa bahagia dengan keputusannya dan semoga semua orang memaafkan dia atas keputusannya untuk mengakhiri hidupnya... Dia memutuskan untuk melompat
Saat dia melompat, pada saat dia melayang di lantai 18, dia melihat tetangganya, Mr Chan sedang bugil dan memakai pakaian dalam istrinya, dia berpikir, sungguh malang nasib orang yang mempunyai kelainan seperti itu...
Dia terus terjatuh, dan di lantai 16 dia melihat Nyonya Wilbur sedang membasuh anaknya yang sudah koma selama 1/2 tahun akibat ditabrak lari oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Sungguh kasihan pikirnya...
Di lantai 13 dia melihat pasangan Eddie dengan Martha sedang bertengkar. Mereka seharusnya akan menikah 2 bulan yang akan datang. Akan tetapi mereka masih bisa berantem. Ternyata bukan cuma saya yang menderita karena cinta, pikir sang gadis....
Di lantai 9 dia melihat Pak tua Lim sedang kesusahan untuk beranjak dari kasurnya karena sudah tua dan lemas, sedangkan anak-anaknya semua pergi meninggalkan dia. Oh orang tua yang malang..
Di lanta 6 dia melihat Nona Wang yang kawin muda, tetapi menjadi janda muda juga setelah suaminya meninggal dalam kecelakaan kerja di tempat konstruksi. Terlihat dia begitu sedih sambil mengusap perutnya yang sudah membuncit karena hamil. Bagaimana nasib anaknya yha...pikir sang gadis...
Di lantai 5 dia melihat Andy sedang belajar keras bersama Pak gurunya karena sudah tidak lulus ujian masuk universitas ternama sebanyak 2 kali..
Setelah melihat segalanya, sang Gadis tersadar. Semua orang yang ia lihat memiliki masalah tersendiri. Tapi mereka tidak lari dan terus berusaha menghadapi masalah itu. Mereka tegar dan sabar melaluinya, Sedangkan Ia sudah semakin dekat dengan tanah. Dia berpikir betapa bodohnya dirinya melompat dari atas sana. Seandainya semua bisa terulang kembali. Tapi semua sudah terjadi, dia sekarang sudah di lantai 2 dan sebentar lagi akan membentur tanah.... Dan............ buKKk..
Sang gadis tewas seketika...
Yah sekarang gantian semua orang di apartemen itu turun dan melihat sang Gadis sambil berkata dalam hati..
"Wah kami mempunyai masalah, tetapi untung kami tidak sehancur gadis ini. Masalah kami tidak seburuk masalah gadis ini..."
Moral :
Terkadang manusia menganggap semua yang ia hadapi adalah masalah yang sangat besar,. Merasa paling sial, merasa Tuhan tidak adil dengannya. Dia tidak melihat sekitar bahwa banyak yang memiliki masalah yang mungkin jauh lebih besar dari masalah yang dia hadapi. Dan sewaktu dia menyadarinya, semuanya telah berakhir.
So, Hadapi segalanya dengan hati yang tenang. Berpikirlah dengan baik sebelum melakukan sesuatu... ^^
Dia bertengkar dengan pacarnya dan akhirnya memutuskan untuk berpisah dengan pacarnya. DIa depresi, hanya kebuntuan yang ada di otaknya. DIa berniat mengakhiri hidupnya yang menurutnya sangatlah menderita. Dia pulang ke apartemennya, pergi ke lantai paling atas, yaitu lantai 20.
Disana dia mulai berdoa agar mantan kekasihnya bisa bahagia dengan keputusannya dan semoga semua orang memaafkan dia atas keputusannya untuk mengakhiri hidupnya... Dia memutuskan untuk melompat
Saat dia melompat, pada saat dia melayang di lantai 18, dia melihat tetangganya, Mr Chan sedang bugil dan memakai pakaian dalam istrinya, dia berpikir, sungguh malang nasib orang yang mempunyai kelainan seperti itu...
Dia terus terjatuh, dan di lantai 16 dia melihat Nyonya Wilbur sedang membasuh anaknya yang sudah koma selama 1/2 tahun akibat ditabrak lari oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Sungguh kasihan pikirnya...
Di lantai 13 dia melihat pasangan Eddie dengan Martha sedang bertengkar. Mereka seharusnya akan menikah 2 bulan yang akan datang. Akan tetapi mereka masih bisa berantem. Ternyata bukan cuma saya yang menderita karena cinta, pikir sang gadis....
Di lantai 9 dia melihat Pak tua Lim sedang kesusahan untuk beranjak dari kasurnya karena sudah tua dan lemas, sedangkan anak-anaknya semua pergi meninggalkan dia. Oh orang tua yang malang..
Di lanta 6 dia melihat Nona Wang yang kawin muda, tetapi menjadi janda muda juga setelah suaminya meninggal dalam kecelakaan kerja di tempat konstruksi. Terlihat dia begitu sedih sambil mengusap perutnya yang sudah membuncit karena hamil. Bagaimana nasib anaknya yha...pikir sang gadis...
Di lantai 5 dia melihat Andy sedang belajar keras bersama Pak gurunya karena sudah tidak lulus ujian masuk universitas ternama sebanyak 2 kali..
Setelah melihat segalanya, sang Gadis tersadar. Semua orang yang ia lihat memiliki masalah tersendiri. Tapi mereka tidak lari dan terus berusaha menghadapi masalah itu. Mereka tegar dan sabar melaluinya, Sedangkan Ia sudah semakin dekat dengan tanah. Dia berpikir betapa bodohnya dirinya melompat dari atas sana. Seandainya semua bisa terulang kembali. Tapi semua sudah terjadi, dia sekarang sudah di lantai 2 dan sebentar lagi akan membentur tanah.... Dan............ buKKk..
Sang gadis tewas seketika...
Yah sekarang gantian semua orang di apartemen itu turun dan melihat sang Gadis sambil berkata dalam hati..
"Wah kami mempunyai masalah, tetapi untung kami tidak sehancur gadis ini. Masalah kami tidak seburuk masalah gadis ini..."
Moral :
Terkadang manusia menganggap semua yang ia hadapi adalah masalah yang sangat besar,. Merasa paling sial, merasa Tuhan tidak adil dengannya. Dia tidak melihat sekitar bahwa banyak yang memiliki masalah yang mungkin jauh lebih besar dari masalah yang dia hadapi. Dan sewaktu dia menyadarinya, semuanya telah berakhir.
So, Hadapi segalanya dengan hati yang tenang. Berpikirlah dengan baik sebelum melakukan sesuatu... ^^
Rabu, 29 Desember 2010
Cinta Yang Kukejar Part-3
Apa yang terjadi dengan Kisah Anto dan Indri?
Apakah semua berakhir BAHAGIA?
**********************************************************************
Hari-Hari Bagai SURGA duniawi
Semua terasa indah dan damai. Sejak aku diterima, dia menjadi semakin manja denganku. Bahkan setelah aku tahu dari temannya bahwa aku satu-satunya yang paling beruntung karena menjadi pacar pertama si Indri. Di sekolah dia, setiap valentine akan menjadi mimpi buruk Indri, karena kemanapun dia melangkah, banyak cowok yang mengikuti.
Aku sendiri merasa senang mendengar itu, entah itu benar atau tidak. Aku tidak perduli, yang penting toh dia sudah menjadi milikku.
Semasa liburannya selama 1/2 bulan itu, kami sering bertemu. Menikmati indahnya 15 hari yang tersisa. Dan setelah itu harus ada penantian lagi untuk bertemu dengannya. PAstilah semua orang dapat merasakan beratnya penantian itu. Baru jadian mesti berpisah sselama 1/2 tahun. Mana TAHAN??
Seminggu setelah kedatangannya, ia dan keluarganya memutuskan pergi berlibur ke Perapat. Dia sebenarnya mengajakku, tapi pada saat itu, saya tidak bisa pergi. Padahal Saya pengen banget pergi bersamanya. Akhirnya kita menghabiskan waktu dengan mengobrol via telepon. Dan pada saat itu, dia bertingkah aneh lagi. Dia memang sering berakting aneh untuk ngerjain aku, tetapi kali ini terasa beda. Tapi aku tidak memperdulikannya, toh memang dia orangnya usil. Dia bertanya kepadaku...
"Ntoo Sayaaaaang.......... mau tanya boleh?"serunya manja
"Apa itu, jelek?"
"Ihh koq gitu seh, awas, tak kukasi jatah nanti... bweeeekkk.... Aku mau tanya neh........"
(pada saat itu kata "gua" dan "elu" sudah tidak digunakan. Katanya sih klo di jakarta kata-kata itu buat hubungan teman biasa, sedangkan kalo dah berhubungan khusus brubah dehb jadi "aku" "daku" "dikau" bla bla bla)
"Iya nanya apa,cinta? Lama amet.... Bwt penasaran aje..."
"Klo misalnya hari kamu di dunia ini tinggal sehari, apa yang mau kamu lakukan?"
(pikirku pada saat itu dia mungkin lagi menggoda diriku...)
"Yah duduk tenang beristirahat sambil memikirkan segala yang pernah terjadi dan berterima kasih ama si TUHAN..., mungkin kalo sempat pergi ke Perapat dan melihat kamu untuk terakhir kalinya, hahahaha tapi diem-diem lihatnya hehehehe"jawabku tanpa ada rasa curiga...
"Nah klo aku yang udah mau mati, kamu gimana say? APa yang akan kamu lakukan??""
"Aku pengen nemenin kamu sampai di saat terakhir..." jawabku serius, karena mulai merasa ga enak dengan topik ini.
"Ohh thanks yah, aku jadi tenang dehh..."
"Maksudmu? Kamu kq bicaranya aneh, kamu kenapa?"jawabku agak panik
"ahahahahahah, Kena lagi deh kamu sayaaankkk. Aku ini orang jaat, mana gitu cepat matinya hahahahaha" sahut dia denga suara tawa yang meledak
"ahh Kamu buat aku seteres aja dasar, awas, kamu yang ga aku kasi jatah baru tau...."
"Ihhh koq gitu sih..........."
Pembicaraan itu berlanjut ke bagian gombal gombalan seakan topik sebelumnya memang bukanlah topik yang penting.. Aku pun tidak mempersoalkan tentang topik itu lagi.
***
Sore ini dia akan terbang ke jakarta... Ini menjadi perpisahan yang sulit untuk diterima oleh kami berdua. Aku mengajak dia lunch untuk terakhir kalinya. Kami bercanda tawa. Saling mengejek, menumpahkan rasa sayang kami yang sebentar lagi mesti dibendung selama 1/2 tahun. Dia tampil menawan hari ini, namun sedikit pucat. Bibirnya terasa pucat. Saat kutanya, dia cuma berkata lupa pake lipbalm ama lipstik..
Aku pun mengantarnya ke Bandara dimana keluarganya sedang menunggu. Setelah bersapa dengan keluarganya, dan mengucapkan salam perpisahan, mereka duluan masuk ke dalam ruang tunggu airport meninggalkan aku dengan Indri. Yah kedua orang tua Indri pergi ke jakarta untuk berlibur. Sekalian menunggu Abang dari Indri yang akan wisuda.
Saat berat bagi aku dan Indri tiba. Kami cuma bisa bertatapan mata selama beberapa menit tanpa berbicara. Air mata mulai terlihat dari mata Indri.. Lalu Dia membuka pembicaraan...
"Terima Kasih, Terimakasih banyak To. Kamu dah memberi hari terindah sewaktu aku di Medan. I will MIIISSSSS u So much. Kamu beda dari yang lain. Aku ternyata memilih pejantan yang tepat" Ujar dia dengan sedikit candaan di akhir kalimatnya...
"Emank aku Ayam apa, Jantan pulak... hahahaha"
Kami berpelukan, terasa sangat hangat berada dalam pelukannya. Kami saling bertatap mata, dan..........
Itu menjadi Ciuman pertama bagiku, dan mungkin juga yang pertama baginya....Kami tak perduli semua orang yang memandang kami, yang kami pikirkan adalah mempergunakan detik-detik perpisahan ini...
Dia pun segera masuk ke dalam ruang tunggu ketika orang tuanya menelpon dia. Sekali lagi kucium bibirnya yang pucat itu dan akhirnya mengucapkan salam..
""Terima Kasih Indri""
**************************************
Setelah dia ke jakarta, kami menjadi sering berteleponan. Sehari bahkan bisa 5 sampai 6kali. Dia sering bercerita tentang temannya. Herannya aku tidak pernah mendengar cerita tentang dia dan sekolahnya. Tapi aku tidak terlalu mempermasalahkannya...
Dua minggu setelah dia kembali ke Jakarta, sesuatu terjadi. Ketiga Handphone yang ia miliki tidak aktif. Aku kewalahan, kawatir serta gelisah. Aku cari teman dekatnya, juga tidak bisa dihubungi.. Aku menjadi uring-uringan berpikir apa yang sebenarnya sedang terjadi dengannya. Malamnya ada yang menelpon teleponku. Kuangkat, ternyata suara di sebrang sana itu adalah suara Indri.
Dia bercerita kalau rumahnya kemasukan rampok, dompet serta handphonenya rayap diambil rampok, untungnya tidak ada korban dan kerugiannya juga tidak banyak, sang perampok hanya masuk ke kamar Indri dan mengambil Handphone dan dompetnya. Dia sangat depresi dengan keadaan itu. Dia terus menangis sewaktu menceritakan kejadian itu. Aku hanya bisa menghiburnya dari Medan.
Selama seminggu kami berhubungan dengan nomor baru yang ia gunakan untuk meneleponku. Katanya sih itu nomor papanya, jadi aku tidak pernah menelepon dia, dan hanya menunggu dia menelepon saya. Setiap malam dia pasti menelepon saya untuk menceritakan apa saja yang ia lalui seharian. Masih saja tidak kudengar ia bercerita tentang kehidupannya di sekolah. Aku sempat bertanya, tapi ia tidak menjawab apa-apa
Seminggu setelah kejadian perampokan itu, ia tiba-tiba menghilang lagi. Aku galau, aku gelisah. Sehari tidak menelepon, 2 hari juga tidak menelepon, AKupun mencari sahabat dekatnya. DIa berkata bahwa belum bertemu Indri. Aku meminta tolong untuk menanyakan keadaanya.
***
Pagi ini, sudah hari kelima dia tidak meneleponku, tiba-tiba sahabat baik Indri yang bernama Herlina menyuruhku online di game yang dulu menjadi tempat nongkron aku dan Indri. RUpanya si Indri juga online. AKu memarahinya, menanyakan kenapa dia melakukan hal itu.. Dia hanya terdiam dan sesekali mengatakan maaf. AKu terus berargumen tentang apa yang ia lakukan.... Hingga dia berkata kalau dia harus berhenti menggunakan handphone untuk sementara karena orang tuanya melihat prestasinya menurun di sekolah. Dia berjanji akan menelepon aku seminggu lagi. Aku mengiyakan hal tersebut...
Seminggu setelah pertemuan kami, aku tidak mendapatkan ttelepon dari dia. Aku mulai kecewa dengan dirinya. KEsal karena dia tidak menepati janji... Tiba-tiba teringat untuk membuka situs jejaring sosialku yang sudah lama tidak kusentuh. Terkejutnya diriku saat menemukan surat di Inbox-ku yang tak lain adalah surat dari wanita yang kucintai, Indri..........
-----------------------------------------------------------------------------------------------
My dearest, Anto...
Maaf karena aku telah membuatmu kecewa..
Maaf telah membuatmu kawatir...
Aku tahu aku telah melakukan banyak kesalahan kepadamu..
Aku tidak bermaksud melukai hatimu..
Akan tetapi, aku rasa hubungan ini tidak dapat kita lanjutkan lah Anto..
Aku bukanlah gadis baik-baik yang cocok untuk dirimu...
Kamu itu cowok yang baik, malah terlalu baik...
Berbeda dengan diriku yang jahat...
Aku rasa dengan surat ini, kamu bisa mengerti, dan memaafkan diriku...
Semoga kamu menemukan seorang gadis yang lebih baik....
Yang dapat menggantikan posisi diriku di hatimu...
Sorry for all that I do...
Thanks for all that U do...
Thanks for being my Angel....
-----------------------------------------------------------------------------------------------
Membaca surat itu, membuatku Kecewa, terpukul dan serasa dipermainkan. Aku menjadi membenci dia, rasa dendam muncul dari hatiku. Air mata sengaja kutahan, aku berjanji tidak akan menangis untuk dia yang menyia-nyiakan segalanya.
*****
Selama Dua bulan sejak saya membaca inbox itu, saya menjadi uring-uringan. Saya menjadi sosok yang temperamental, egois, dan acuh tak acuh kepada orang lain. Bahkan orang tuaku sendiripun sering kumarahi, kubentak. Diriku kacau. Tapi aku sedang berusaha untuk keluar dari jurang ini. Berusaha mengendalikan segalanya. Perlahan tapi pasti, aku mulai bisa mengontrol segalanya. Perlahan aku menjadi sosok Anto yang seperti sedia kala. Menjadi orang yang tegar dan optimis...
Suatu hari aku iseng membuka situs friendster yang sudah lama kutinggalkan karena ingin melupakan Indri. Dan dengan iseng juga aku membuka account Indri. Sebenarnya ingin mengetahui keadaan orang yang masih kucinta.... Betapa terkejutnya diriku melihat account Indri.. Di profil picture na terpampang gambar batu nisan bertuliskan nama dirinya. DIbawahny terdapat banyak post dari teman-temannya.
"R.I.P Indri"
"Istirahat dengan tenang yang Indri"
"Tuhan selalu memberkatimu, RIP yah ndri..."
Seperti itulah post yang terpampang disana. AKu terkejut, aku melihat dan mencari kebenaran dari gambar serta post ini, dan akhirnya saya menemukan account Herlina yang juga mempost sesuatu di account Indri. Dari profile Herlina, aku mendapatkan teleponnya dan segera menelepon Herlina. Betapa terkejutnya diriku mendengar semua cerita dari Herlina.
Dia berkata
"Sebelum terbang ke Medan, Indri sudah divonis terkena Kanker, dan sudah berada pada stadium yang cukup mengkhawatirkan. Pada saat itu, kemajuan teknologi untuk melawan kanker masih sangat minim dan biayanya sangatlah besar. Hal itulah yang membuat Indri tidak ingin melakukan pengobatan yang Intensif. Di saat itu lah dia memutuskan untuk mengakhiri hidupnya dengan santai. Dia berhenti sekolah. Di saat itu, sebenarnya dia tidak berencana untuk ke Medan. Tapi pada saat bertemu dengan kamu Anto, semuanya berubah, dia mendapat semangat hidup. DIa menjadi ceria. AKhirnya dia memutuskan untuk ke Medan, setidaknya untuk menikmati hidupnya untuk terakhir kali."
"Lalu kenapa ia tidak bilang kepadaku, apakah dia tidak tahu kalau aku sangat mencintainya. Aku bisa berada di sisinya di saat-saat terakhir..."
"Dia ingin begitu, tapi dia tidak mau menjadi egois dan mengorbankan segala yang kamu miliki untuk menemaninya. DIa sangat mencintai kamu, Anto...."
"Baiklah, aku akan terbang ke jakarta, untuk melihat dengan mata kepala sendiri tempat peristirahatan terakhir dia..." jawabku dengan tegar, padahal aku sudah ingin berteriak, aku kesal, kenapa mesti begini. KENAPA
Hanya pertanyaan itu yang ada dalam benakku..
Seminggu saat itu, pas saat liburan, aku terbang ke Jakarta. Aku mencari Herlina, dan meminta tolong dia membawaku ke Makan Indri...
DIsana begitu indah, bunga-bunga selalu diganti oleh teman-teman dan keluarganya. Foto kecil yang terpampang di nisannya melukiskan senyuman damai.
"Di saat terakhirnya, dia cuma berkaata bahwa dia berterima kasih karena telah diberi kesempatan pertama dan terakhir kalinya untuk merasakan apa itu cinta. Dia sendiri sangat tersiksa karena ingin merahasiakan segalanya darimu, Nto..." sahut Herlina sambil terisak-isak.
AKupun tak dapat menahan air mata. aku berlutut, menjerit, memarahi dirinya, mengapa dia meninggalkan diriku... Mengapa mesti demikian akhirnya...
Saat terakhir, Herlina memberi sebuah buku dan sepucuk surat, katanya itu titipan dari Indri sesaat sebelum ia pergi. Surat itu tertuju untukku...
Di dalam buku itu tertulis lengkap semua SMS romantis yang ia suruh buat untuknya. Sehari Satu lembar, bahkan ia menyebutnya Daily Love Message. Terdapat sebanyak 140 lebih SMS yang dia tulis, semua tertulis rapi tanpa kekurangan sedikitpun.
Aku membuka surat dari Indri... Hanya bisa menangis membaca surat terakhir darinya....
-------------------------------------------------------------------------------------------------
Dearest Anto,
Aku sudah terpuruk dalam jurang terdalam saat mendengar dari dokter bahwa aku divonis terkena kanker stadium 3. Segala upaya langsung dilakukan ayah, dari chemore ampe pembelian peralatan medis pribadi serta dokter pribadi, tapi aku merasa itu semua percuma. Menghabiskan dana yang sangat besar padahal pada akhirnya aku akan mati juga.
AKu merasa dunia kejam, tapi semua berbeda sejak kamu muncul. Kamu menghidupkan lilin semangat kehidupan yang pertama telah padam. Kamu memberikan aku kekuatan untuk bertahan dan menikmati Indahnya Mentari pagi. Kamulah alasanku untuk tegar menghadapi segalanya.
Maafkan aku kalau tidak memberitahukan segalanya kepadamu.. Aku takut akan membuatmu sangat terpukul. Dan aku tahu kalau aku memberitahumu, pasti kamu datang ke Jakarta menemaniku kan?
Kamu kan sudah janji. hahahaha
Tapi aku tak mau begitu. Aku ingin kamu meneruskan hidupmu, dan jadikan diriku sebagai kenangan terindah dalam hidupmu.
Meski Sebentar, aku telah merasakan surga dunia. DI penghujung hidupku, aku hanya berharap TUHAN memberi kesempatan kepada aku untuk merasakan SURGA AKHIRAT.
Kamulah SURGAku. Kamulah segalanya bagiku..
Terima Kasih telah mencintaiku...
Terima Kasih telah memberi semua yang telah hilang...
Terima Kasih telah memberi pengalaman cinta pertama dan terakhir kali dalam hidupku..
My Love For You will Never Die by Time....
Your Beloved....
Indri..
-----------------------------------------------------------------------------------
AKu tak dapat membendung tangisku. Tapi aku tidak boleh bersedih. Aku harus tegar, agar ia bisa tenang di alam sana...
Cinta yang selalu kukejar, akan abadi selamanya...
I will love you always, Indri...
Di balik surat itu terdapat sebait Puisi....
Staring at the moon so blue
Turning all my thoughts to you
I was without hopes or dreams
I tried to dull an inner scream
But you…
Saw me through
Living in a world so cold (living in a world so cold)
You are there to warm my soul (you are there to warm my soul)
You came to mend a broken heart
You gave my life a brand new start
Walking on a path of air
See your faces everywhere
As you melt this heart of stone
You take my hand to guide me home
And now…
I’m in love
Holding your hand
I won’t fear tomorrow
Here where we stand
We’ll never be alone
You took my heart away
When my whole world was gray
You gave me everything
And a little bit more
And when it’s cold at night
And you sleep by my side
You become the meaning of my life
****************************************************************
*Based on SomeOne True Story....
Nama telah disamarkan ^^
Rest In Peace... Indri
http://www.4shared.com/audio/Odw3XTVB/MLTR_-_You_Took_My_Heart_Away.htm
Apakah semua berakhir BAHAGIA?
**********************************************************************
Hari-Hari Bagai SURGA duniawi
Semua terasa indah dan damai. Sejak aku diterima, dia menjadi semakin manja denganku. Bahkan setelah aku tahu dari temannya bahwa aku satu-satunya yang paling beruntung karena menjadi pacar pertama si Indri. Di sekolah dia, setiap valentine akan menjadi mimpi buruk Indri, karena kemanapun dia melangkah, banyak cowok yang mengikuti.
Aku sendiri merasa senang mendengar itu, entah itu benar atau tidak. Aku tidak perduli, yang penting toh dia sudah menjadi milikku.
Semasa liburannya selama 1/2 bulan itu, kami sering bertemu. Menikmati indahnya 15 hari yang tersisa. Dan setelah itu harus ada penantian lagi untuk bertemu dengannya. PAstilah semua orang dapat merasakan beratnya penantian itu. Baru jadian mesti berpisah sselama 1/2 tahun. Mana TAHAN??
Seminggu setelah kedatangannya, ia dan keluarganya memutuskan pergi berlibur ke Perapat. Dia sebenarnya mengajakku, tapi pada saat itu, saya tidak bisa pergi. Padahal Saya pengen banget pergi bersamanya. Akhirnya kita menghabiskan waktu dengan mengobrol via telepon. Dan pada saat itu, dia bertingkah aneh lagi. Dia memang sering berakting aneh untuk ngerjain aku, tetapi kali ini terasa beda. Tapi aku tidak memperdulikannya, toh memang dia orangnya usil. Dia bertanya kepadaku...
"Ntoo Sayaaaaang.......... mau tanya boleh?"serunya manja
"Apa itu, jelek?"
"Ihh koq gitu seh, awas, tak kukasi jatah nanti... bweeeekkk.... Aku mau tanya neh........"
(pada saat itu kata "gua" dan "elu" sudah tidak digunakan. Katanya sih klo di jakarta kata-kata itu buat hubungan teman biasa, sedangkan kalo dah berhubungan khusus brubah dehb jadi "aku" "daku" "dikau" bla bla bla)
"Iya nanya apa,cinta? Lama amet.... Bwt penasaran aje..."
"Klo misalnya hari kamu di dunia ini tinggal sehari, apa yang mau kamu lakukan?"
(pikirku pada saat itu dia mungkin lagi menggoda diriku...)
"Yah duduk tenang beristirahat sambil memikirkan segala yang pernah terjadi dan berterima kasih ama si TUHAN..., mungkin kalo sempat pergi ke Perapat dan melihat kamu untuk terakhir kalinya, hahahaha tapi diem-diem lihatnya hehehehe"jawabku tanpa ada rasa curiga...
"Nah klo aku yang udah mau mati, kamu gimana say? APa yang akan kamu lakukan??""
"Aku pengen nemenin kamu sampai di saat terakhir..." jawabku serius, karena mulai merasa ga enak dengan topik ini.
"Ohh thanks yah, aku jadi tenang dehh..."
"Maksudmu? Kamu kq bicaranya aneh, kamu kenapa?"jawabku agak panik
"ahahahahahah, Kena lagi deh kamu sayaaankkk. Aku ini orang jaat, mana gitu cepat matinya hahahahaha" sahut dia denga suara tawa yang meledak
"ahh Kamu buat aku seteres aja dasar, awas, kamu yang ga aku kasi jatah baru tau...."
"Ihhh koq gitu sih..........."
Pembicaraan itu berlanjut ke bagian gombal gombalan seakan topik sebelumnya memang bukanlah topik yang penting.. Aku pun tidak mempersoalkan tentang topik itu lagi.
***
Sore ini dia akan terbang ke jakarta... Ini menjadi perpisahan yang sulit untuk diterima oleh kami berdua. Aku mengajak dia lunch untuk terakhir kalinya. Kami bercanda tawa. Saling mengejek, menumpahkan rasa sayang kami yang sebentar lagi mesti dibendung selama 1/2 tahun. Dia tampil menawan hari ini, namun sedikit pucat. Bibirnya terasa pucat. Saat kutanya, dia cuma berkata lupa pake lipbalm ama lipstik..
Aku pun mengantarnya ke Bandara dimana keluarganya sedang menunggu. Setelah bersapa dengan keluarganya, dan mengucapkan salam perpisahan, mereka duluan masuk ke dalam ruang tunggu airport meninggalkan aku dengan Indri. Yah kedua orang tua Indri pergi ke jakarta untuk berlibur. Sekalian menunggu Abang dari Indri yang akan wisuda.
Saat berat bagi aku dan Indri tiba. Kami cuma bisa bertatapan mata selama beberapa menit tanpa berbicara. Air mata mulai terlihat dari mata Indri.. Lalu Dia membuka pembicaraan...
"Terima Kasih, Terimakasih banyak To. Kamu dah memberi hari terindah sewaktu aku di Medan. I will MIIISSSSS u So much. Kamu beda dari yang lain. Aku ternyata memilih pejantan yang tepat" Ujar dia dengan sedikit candaan di akhir kalimatnya...
"Emank aku Ayam apa, Jantan pulak... hahahaha"
Kami berpelukan, terasa sangat hangat berada dalam pelukannya. Kami saling bertatap mata, dan..........
Itu menjadi Ciuman pertama bagiku, dan mungkin juga yang pertama baginya....Kami tak perduli semua orang yang memandang kami, yang kami pikirkan adalah mempergunakan detik-detik perpisahan ini...
Dia pun segera masuk ke dalam ruang tunggu ketika orang tuanya menelpon dia. Sekali lagi kucium bibirnya yang pucat itu dan akhirnya mengucapkan salam..
""Terima Kasih Indri""
**************************************
Setelah dia ke jakarta, kami menjadi sering berteleponan. Sehari bahkan bisa 5 sampai 6kali. Dia sering bercerita tentang temannya. Herannya aku tidak pernah mendengar cerita tentang dia dan sekolahnya. Tapi aku tidak terlalu mempermasalahkannya...
Dua minggu setelah dia kembali ke Jakarta, sesuatu terjadi. Ketiga Handphone yang ia miliki tidak aktif. Aku kewalahan, kawatir serta gelisah. Aku cari teman dekatnya, juga tidak bisa dihubungi.. Aku menjadi uring-uringan berpikir apa yang sebenarnya sedang terjadi dengannya. Malamnya ada yang menelpon teleponku. Kuangkat, ternyata suara di sebrang sana itu adalah suara Indri.
Dia bercerita kalau rumahnya kemasukan rampok, dompet serta handphonenya rayap diambil rampok, untungnya tidak ada korban dan kerugiannya juga tidak banyak, sang perampok hanya masuk ke kamar Indri dan mengambil Handphone dan dompetnya. Dia sangat depresi dengan keadaan itu. Dia terus menangis sewaktu menceritakan kejadian itu. Aku hanya bisa menghiburnya dari Medan.
Selama seminggu kami berhubungan dengan nomor baru yang ia gunakan untuk meneleponku. Katanya sih itu nomor papanya, jadi aku tidak pernah menelepon dia, dan hanya menunggu dia menelepon saya. Setiap malam dia pasti menelepon saya untuk menceritakan apa saja yang ia lalui seharian. Masih saja tidak kudengar ia bercerita tentang kehidupannya di sekolah. Aku sempat bertanya, tapi ia tidak menjawab apa-apa
Seminggu setelah kejadian perampokan itu, ia tiba-tiba menghilang lagi. Aku galau, aku gelisah. Sehari tidak menelepon, 2 hari juga tidak menelepon, AKupun mencari sahabat dekatnya. DIa berkata bahwa belum bertemu Indri. Aku meminta tolong untuk menanyakan keadaanya.
***
Pagi ini, sudah hari kelima dia tidak meneleponku, tiba-tiba sahabat baik Indri yang bernama Herlina menyuruhku online di game yang dulu menjadi tempat nongkron aku dan Indri. RUpanya si Indri juga online. AKu memarahinya, menanyakan kenapa dia melakukan hal itu.. Dia hanya terdiam dan sesekali mengatakan maaf. AKu terus berargumen tentang apa yang ia lakukan.... Hingga dia berkata kalau dia harus berhenti menggunakan handphone untuk sementara karena orang tuanya melihat prestasinya menurun di sekolah. Dia berjanji akan menelepon aku seminggu lagi. Aku mengiyakan hal tersebut...
Seminggu setelah pertemuan kami, aku tidak mendapatkan ttelepon dari dia. Aku mulai kecewa dengan dirinya. KEsal karena dia tidak menepati janji... Tiba-tiba teringat untuk membuka situs jejaring sosialku yang sudah lama tidak kusentuh. Terkejutnya diriku saat menemukan surat di Inbox-ku yang tak lain adalah surat dari wanita yang kucintai, Indri..........
-----------------------------------------------------------------------------------------------
My dearest, Anto...
Maaf karena aku telah membuatmu kecewa..
Maaf telah membuatmu kawatir...
Aku tahu aku telah melakukan banyak kesalahan kepadamu..
Aku tidak bermaksud melukai hatimu..
Akan tetapi, aku rasa hubungan ini tidak dapat kita lanjutkan lah Anto..
Aku bukanlah gadis baik-baik yang cocok untuk dirimu...
Kamu itu cowok yang baik, malah terlalu baik...
Berbeda dengan diriku yang jahat...
Aku rasa dengan surat ini, kamu bisa mengerti, dan memaafkan diriku...
Semoga kamu menemukan seorang gadis yang lebih baik....
Yang dapat menggantikan posisi diriku di hatimu...
Sorry for all that I do...
Thanks for all that U do...
Thanks for being my Angel....
-----------------------------------------------------------------------------------------------
Membaca surat itu, membuatku Kecewa, terpukul dan serasa dipermainkan. Aku menjadi membenci dia, rasa dendam muncul dari hatiku. Air mata sengaja kutahan, aku berjanji tidak akan menangis untuk dia yang menyia-nyiakan segalanya.
*****
Selama Dua bulan sejak saya membaca inbox itu, saya menjadi uring-uringan. Saya menjadi sosok yang temperamental, egois, dan acuh tak acuh kepada orang lain. Bahkan orang tuaku sendiripun sering kumarahi, kubentak. Diriku kacau. Tapi aku sedang berusaha untuk keluar dari jurang ini. Berusaha mengendalikan segalanya. Perlahan tapi pasti, aku mulai bisa mengontrol segalanya. Perlahan aku menjadi sosok Anto yang seperti sedia kala. Menjadi orang yang tegar dan optimis...
Suatu hari aku iseng membuka situs friendster yang sudah lama kutinggalkan karena ingin melupakan Indri. Dan dengan iseng juga aku membuka account Indri. Sebenarnya ingin mengetahui keadaan orang yang masih kucinta.... Betapa terkejutnya diriku melihat account Indri.. Di profil picture na terpampang gambar batu nisan bertuliskan nama dirinya. DIbawahny terdapat banyak post dari teman-temannya.
"R.I.P Indri"
"Istirahat dengan tenang yang Indri"
"Tuhan selalu memberkatimu, RIP yah ndri..."
Seperti itulah post yang terpampang disana. AKu terkejut, aku melihat dan mencari kebenaran dari gambar serta post ini, dan akhirnya saya menemukan account Herlina yang juga mempost sesuatu di account Indri. Dari profile Herlina, aku mendapatkan teleponnya dan segera menelepon Herlina. Betapa terkejutnya diriku mendengar semua cerita dari Herlina.
Dia berkata
"Sebelum terbang ke Medan, Indri sudah divonis terkena Kanker, dan sudah berada pada stadium yang cukup mengkhawatirkan. Pada saat itu, kemajuan teknologi untuk melawan kanker masih sangat minim dan biayanya sangatlah besar. Hal itulah yang membuat Indri tidak ingin melakukan pengobatan yang Intensif. Di saat itu lah dia memutuskan untuk mengakhiri hidupnya dengan santai. Dia berhenti sekolah. Di saat itu, sebenarnya dia tidak berencana untuk ke Medan. Tapi pada saat bertemu dengan kamu Anto, semuanya berubah, dia mendapat semangat hidup. DIa menjadi ceria. AKhirnya dia memutuskan untuk ke Medan, setidaknya untuk menikmati hidupnya untuk terakhir kali."
"Lalu kenapa ia tidak bilang kepadaku, apakah dia tidak tahu kalau aku sangat mencintainya. Aku bisa berada di sisinya di saat-saat terakhir..."
"Dia ingin begitu, tapi dia tidak mau menjadi egois dan mengorbankan segala yang kamu miliki untuk menemaninya. DIa sangat mencintai kamu, Anto...."
"Baiklah, aku akan terbang ke jakarta, untuk melihat dengan mata kepala sendiri tempat peristirahatan terakhir dia..." jawabku dengan tegar, padahal aku sudah ingin berteriak, aku kesal, kenapa mesti begini. KENAPA
Hanya pertanyaan itu yang ada dalam benakku..
Seminggu saat itu, pas saat liburan, aku terbang ke Jakarta. Aku mencari Herlina, dan meminta tolong dia membawaku ke Makan Indri...
DIsana begitu indah, bunga-bunga selalu diganti oleh teman-teman dan keluarganya. Foto kecil yang terpampang di nisannya melukiskan senyuman damai.
"Di saat terakhirnya, dia cuma berkaata bahwa dia berterima kasih karena telah diberi kesempatan pertama dan terakhir kalinya untuk merasakan apa itu cinta. Dia sendiri sangat tersiksa karena ingin merahasiakan segalanya darimu, Nto..." sahut Herlina sambil terisak-isak.
AKupun tak dapat menahan air mata. aku berlutut, menjerit, memarahi dirinya, mengapa dia meninggalkan diriku... Mengapa mesti demikian akhirnya...
Saat terakhir, Herlina memberi sebuah buku dan sepucuk surat, katanya itu titipan dari Indri sesaat sebelum ia pergi. Surat itu tertuju untukku...
Di dalam buku itu tertulis lengkap semua SMS romantis yang ia suruh buat untuknya. Sehari Satu lembar, bahkan ia menyebutnya Daily Love Message. Terdapat sebanyak 140 lebih SMS yang dia tulis, semua tertulis rapi tanpa kekurangan sedikitpun.
Aku membuka surat dari Indri... Hanya bisa menangis membaca surat terakhir darinya....
-------------------------------------------------------------------------------------------------
Dearest Anto,
Aku sudah terpuruk dalam jurang terdalam saat mendengar dari dokter bahwa aku divonis terkena kanker stadium 3. Segala upaya langsung dilakukan ayah, dari chemore ampe pembelian peralatan medis pribadi serta dokter pribadi, tapi aku merasa itu semua percuma. Menghabiskan dana yang sangat besar padahal pada akhirnya aku akan mati juga.
AKu merasa dunia kejam, tapi semua berbeda sejak kamu muncul. Kamu menghidupkan lilin semangat kehidupan yang pertama telah padam. Kamu memberikan aku kekuatan untuk bertahan dan menikmati Indahnya Mentari pagi. Kamulah alasanku untuk tegar menghadapi segalanya.
Maafkan aku kalau tidak memberitahukan segalanya kepadamu.. Aku takut akan membuatmu sangat terpukul. Dan aku tahu kalau aku memberitahumu, pasti kamu datang ke Jakarta menemaniku kan?
Kamu kan sudah janji. hahahaha
Tapi aku tak mau begitu. Aku ingin kamu meneruskan hidupmu, dan jadikan diriku sebagai kenangan terindah dalam hidupmu.
Meski Sebentar, aku telah merasakan surga dunia. DI penghujung hidupku, aku hanya berharap TUHAN memberi kesempatan kepada aku untuk merasakan SURGA AKHIRAT.
Kamulah SURGAku. Kamulah segalanya bagiku..
Terima Kasih telah mencintaiku...
Terima Kasih telah memberi semua yang telah hilang...
Terima Kasih telah memberi pengalaman cinta pertama dan terakhir kali dalam hidupku..
My Love For You will Never Die by Time....
Your Beloved....
Indri..
-----------------------------------------------------------------------------------
AKu tak dapat membendung tangisku. Tapi aku tidak boleh bersedih. Aku harus tegar, agar ia bisa tenang di alam sana...
Cinta yang selalu kukejar, akan abadi selamanya...
I will love you always, Indri...
Di balik surat itu terdapat sebait Puisi....
Staring at the moon so blue
Turning all my thoughts to you
I was without hopes or dreams
I tried to dull an inner scream
But you…
Saw me through
Living in a world so cold (living in a world so cold)
You are there to warm my soul (you are there to warm my soul)
You came to mend a broken heart
You gave my life a brand new start
Walking on a path of air
See your faces everywhere
As you melt this heart of stone
You take my hand to guide me home
And now…
I’m in love
Holding your hand
I won’t fear tomorrow
Here where we stand
We’ll never be alone
You took my heart away
When my whole world was gray
You gave me everything
And a little bit more
And when it’s cold at night
And you sleep by my side
You become the meaning of my life
****************************************************************
*Based on SomeOne True Story....
Nama telah disamarkan ^^
Rest In Peace... Indri
http://www.4shared.com/audio/Odw3XTVB/MLTR_-_You_Took_My_Heart_Away.htm
Selasa, 28 Desember 2010
Cinta Yang Kukejar Part-2
Aku tersadar dari lamunanku dan segera beranjak menuju komputer untuk online mencari dia di YM. Otakku terus berputar. Memikirkan topik apa saja yang akan kukatakan, dan bagaimana mengutarakan perasaan yang sudah kutahan selama 4 bulan ini.
Tiba hari dimana kita akan bertemu. Di pagi harinya aku sempat kecewa karena dia berkata mungkin tidak sempat untuk bertemu denganku. Dia diajak untuk pergi bersama keluarganya. Mendengar hal itu, aku sempat down dan tidak membalas smsnya. Tapi mungkin karena aku tidak membalas, akhirnya jam 11 dia mengiyakan pertemuan itu setelah dia membatalkan acara keluarganya. Perasaan lega dan bahagia langsung muncul.
*************
Jam 12 tepat dia berkata dia sudah berada di Thamrin, tepatnya di Matahari Store, sayapun segera berangkat, mengemudikan sepeda motor dengan terburu-buru, takut dia terlalu lama menunggu. Setelah sampai, saya langsung menuju Matahari. Mata terus memandang sekeliling mencari sosok pujaan hati yang sudah lama kutunggu. Tatapanku terhenti pada sesosok gadis yang sedang berdiri memunggungiku. Feelingku berkata, inilah dia. Kupanggil dirinya...
"Ehheemm, Indri??"
Dia sempat terkejut ketika aku menyentuh bahunya dan memanggilnya..
"Anto yha? Aduh kamu ngejutin gua aja.. Gua kira copet" sapa dia dengan riang seperti biasanya.
Kamipun bersalaman dan saling mandang memandang. Saat itu otakku kosong tak terpikirkan topik apapun yang mesti kukatakan. Tapi, sikap dia yang ceria membuat suasana menjadi hangat.
"Ayok jalan... Tugas lu tuh ari neh jadi Guide gua. Malah bengong liat gua, gua cantik kan?" sahut dia dengan senyum manis...
"Well elu yang bilang cantik, gue kan ga seh..."
"Iiiihhh gitu deh, klo geto ngapaen suka ama aku bweeekkk(menjulurkan lidah mengejek).. Tar aku tolak low" ujar dia mengingatkanku bahwa hari ini aku akan mendapat jawaban dari hubungan yang masih belum jelas ini.
Akhirnya setelah saling mengejek, kami memutuskan untuk pergi makan dulu. Pembicaraan kami mulai melebar, suasana menjadi riang seperti biasa kami berbicara di telepon. Saya membawa dia ke resto Nelayan, yang katanya ga pernah Ia kunjungi sewaktu di Jakarta. Di sana kami memesan 2 menu yang berbeda, tapi kami saling berbagi. Saya pun terkejut saat dia dengan santai menyuapi diriku dengan makanannya. Tentu perasaan bahagia meluap-luap di hatiku.
Setelah makan kami memutuskan untuk pergi menonton film, lalu beranjaklah kami ke lantai atas. Sewaktu di tengah jalan, dia melihat sebuah boneka Teddy Bear putih dan segera berjalan menuju kesana.
"Cakep banget, hahaha gede lagi, bisa dipeluk" waktu tidur.."
"Lu mau itu Ndri?"
"Pengen sih tapi ga ahh, hehehehe. Udah banyak di rumah, walo ga ada yang segede ini."
Aku langsung mengambil Teddy Bear itu dan membawanya ke kasir. Indri terbengong-bengong melihat aku begitu. Setelah membayar Teddy itu, langsung saya berikan kepada Indri,,
"Kan ga ada yg gede, ya udah neh buat elu. Kemaren wkt lu ultah kan gwa g kasi lu apa-apa, ga terima gwa bakal ngambek 3jam loh"
"Iya deh, tangkiuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu" ucap dia sambil mencubit pipiku...
Setelah itu kami melanjutkan jalan-jalan kami. Di loket pembelian karcis sudah berjejer puluhan orang yang sedang mengantri. Dia tetap bersikukuh ingin nonton, jadi mau tak mau, kami ngantri deh. Sewaktu mengantri dia terus memeluk erat Teddy pemberianku.
"Dipeluk truz kasian tuh Teddy ga bisa napas..."
"Ini Teddy gwa kasi nama Anto Jr. jadi klo laen kali gwa rindu ama elu, tinggal peluk aja"sahut dia sambil menjulurkan llidahnya mengejekku.
"Yang palsu dipeluk, yang asli enggak" balasku.
Pada saat itu juga dia langsung memelukku. Sebuah aksi yang sangat mengejutkan dan diluar rencanaku. AKu balas merangkulnya. Tak peduli banyak yang melihat kami, yang penting itu adalah momen yang paling indah untukku.
Setelah mengantri selama setengah jam, ternyata tiketnya habis tepat setelah kita mendapat giliran antrian. Sial pikirku. Tapi itu ga membuat aku kesal, karena di saat ingin marah, Indri menggenggam tanganku dan menarikku pergi darisana.
"Udah yok, ga asik dah nunggu gitu lama malah abiz. Ke tempat lain aja yok.... MAKAN ESKRIM dunk.....!!" sahut dia dengan semangat.
Kamipun lanjut pergi ke Fountain untuk makan eskrim. Di sanalah aku berencana menanyakan kepastian dari hubungan ini. Selagi dalam perjalanan kesana, dia melihat photobox di sudut mall, dia mengajakku untuk foto bersama. Di dalam sana terjadi hal yang membuatku bahagia sekali. Dia memelukku sambil berfoto. Aku memberanikan diri mengecup pipinya, dan reaksinya malah positif. DIa tidak mengeluh, malah terlihat tersenyum malu. Setelah berfoto ria, kami segera menuju Fountain
Di sana aku mengumpulkan segenap keberanian untuk menanyakan hal tersebut, dan akupun membuka pembicaraan...
"Ndri.... ummm, kalo aku nanya keputusannya sekarang gimana?"
raut mukanya berubah, menjadi serius...
"Aduh... soal itu yah..... gimana yah..."
Mendengar itu, saya mendapat firasat buruk bahwa ini ga berakhir dengan sukses...
"Aku datang ke Medan kan cuma buat jalan-jalan, emank sih ada rencana pindah ke medan, tapi itu 5 bulan lagi abiz gua UAS. Rencananya gwa mau kuliah di Medan, biar lebih dekat ma Bonyok. (*saya lupa bilang kalau Indri tinggal di Jakarta bersama saudaranya sedangkan kedua orang tuanya berada di Medan*). Apa itu ga jadi masalah? Kita bakal pacaran jarak jauh selama itu. Itupun masih rencana."
"Aku sudah bertahan selama 4 bulan, dan aku sanggup, 5bulan rasanya tak jadi masalah buatku, tapi yah semuanya terletak pada dirimu sendiri, Ndri..."
"Cemana yahhhh... AKu jadi pusing, aku sudah berpikir keras tapi belum punya keputusan..."
Raut wajahku mungkin berubah, dan saat itu aku sempat melihat si Indri seperti menahan tawa, tapi hanya sebentar, kemudian muka dia kembali serius...
"Nanti aja yah jawabnya. Aku pusing.. Oke ga?"
"Ouwww ya udah gak papa deh...."
Setelah percakapan itu, aku menjadi lebih diam. Dia sering mencari topik pembicaraan tapi aku hanya membalas dengan singkat dengan berusaha sedikit tersenyum. Singkat cerita, dia pun sudah mau pulang.Pada saat itu aku menawarkan diri untuk mengantarnya pulang ke rumah orang tuanya. Tapi dia menolak dan berkata bahwa orang tuanya dan pamannya sedang menuju ke Thamrin menjemput dia, karena memang dia pada awalnya hendak pergi bersama mereka.
"Beneran ga usah neh? Masih lama ga datangnya bonyok lu?"
"Beneran koq, katanya sih dah mau ampek. Ya udah lu pulang aja dulu. Katanya buru-buru." sahut dia dengan muka sedikit menahan tawa...
"Jadi artinya ditolak yah" Ucapku memberanikan diri menanyakan sekali lagi tentang kejelasan hubungan ini.
"Ga koq,ga ditolak, cuma belum ada jawaban koq....." ucap dia sedikit terssenyum..
"Ya udah, gue cabut dulu ya, ati-ati lho ...."
"Kamu juga ati-ati jangan ngebut.... Oke?"
Setelah itu akupun pulang. Perasaan kecewa melanda, Aku menjadi uring-uringan. Sepeda Motor kupacu dengan kecepatan tinggi. Terasa handphoneku bergetar, tetapi aku ga peduli. Aku terus memacu kendaraanku semakin dan semakin cepat.
Sesampainya di rumah, aku melihat handphoneku, ada dua lembar sms dan 10kali misscall, setelah kubuka ternyata dari Indri....
"Woi AnTo... Elu ngebut yah, tadi ga sengaja gue liat dari depan pintu low... Aku tadi cuma bercanda. AKting gitu lohhhh. Aku juga sudah merasa sayang banget ama elu. Gaa mungkin nolak lagi lah. Tadi cuma ngerjain elu aja....
Gua terima elu koq... BALASS segera :-p"
Isi SMS itu membuat aku tersenyum lega. Dan isi sms keduanya adalah :
"Koq ga dibalas, aduh, udah ampe rumah belum lu To? Jangan kerjain gwa deh, ditelpon juga ga angkat. Stres tau... Cepet bales... Luv U......"
Hatiku berbunga-bunga saat itu. Baru saja aku ingin membalas, ternyata dia menelepon lagi. Kuangkat tlepon itu.
"Apa..." sahutku dingin...
"Koq ga bales sihh iihh nyebelin..." ucap dia sedikit manja
"Bales apa..." ucapku sambil menahan tertawa...
"Tuh mau baals dendam yha. kan dah gua terima cinta elu. Masa masih mau balas dendam...."
"Iya dunk, abiz elu dah buat gua sedih hahahaha..."
"Yha kan ngerjain elu aja. Mau ngetest aja ternyata ga lulus abiz lsg ga ngebales sms gue .."
"Yee bukan ga ngebalas, lagi di jalan kaleee. Tadi macet amet tauk..."
"Beneran tuh?"
"Iya suer samber gledek"
"Oke deh thanks yahhh.... sayanggggg................."
Akhirnya penantianku tak sia-sia. Dia menerimaku sebagai pacarnya...
Tapi apakah semua berakhir di sini? Tidak....
Setelah ini, semuanya berubah drastis...
Tiba hari dimana kita akan bertemu. Di pagi harinya aku sempat kecewa karena dia berkata mungkin tidak sempat untuk bertemu denganku. Dia diajak untuk pergi bersama keluarganya. Mendengar hal itu, aku sempat down dan tidak membalas smsnya. Tapi mungkin karena aku tidak membalas, akhirnya jam 11 dia mengiyakan pertemuan itu setelah dia membatalkan acara keluarganya. Perasaan lega dan bahagia langsung muncul.
*************
Jam 12 tepat dia berkata dia sudah berada di Thamrin, tepatnya di Matahari Store, sayapun segera berangkat, mengemudikan sepeda motor dengan terburu-buru, takut dia terlalu lama menunggu. Setelah sampai, saya langsung menuju Matahari. Mata terus memandang sekeliling mencari sosok pujaan hati yang sudah lama kutunggu. Tatapanku terhenti pada sesosok gadis yang sedang berdiri memunggungiku. Feelingku berkata, inilah dia. Kupanggil dirinya...
"Ehheemm, Indri??"
Dia sempat terkejut ketika aku menyentuh bahunya dan memanggilnya..
"Anto yha? Aduh kamu ngejutin gua aja.. Gua kira copet" sapa dia dengan riang seperti biasanya.
Kamipun bersalaman dan saling mandang memandang. Saat itu otakku kosong tak terpikirkan topik apapun yang mesti kukatakan. Tapi, sikap dia yang ceria membuat suasana menjadi hangat.
"Ayok jalan... Tugas lu tuh ari neh jadi Guide gua. Malah bengong liat gua, gua cantik kan?" sahut dia dengan senyum manis...
"Well elu yang bilang cantik, gue kan ga seh..."
"Iiiihhh gitu deh, klo geto ngapaen suka ama aku bweeekkk(menjulurkan lidah mengejek).. Tar aku tolak low" ujar dia mengingatkanku bahwa hari ini aku akan mendapat jawaban dari hubungan yang masih belum jelas ini.
Akhirnya setelah saling mengejek, kami memutuskan untuk pergi makan dulu. Pembicaraan kami mulai melebar, suasana menjadi riang seperti biasa kami berbicara di telepon. Saya membawa dia ke resto Nelayan, yang katanya ga pernah Ia kunjungi sewaktu di Jakarta. Di sana kami memesan 2 menu yang berbeda, tapi kami saling berbagi. Saya pun terkejut saat dia dengan santai menyuapi diriku dengan makanannya. Tentu perasaan bahagia meluap-luap di hatiku.
Setelah makan kami memutuskan untuk pergi menonton film, lalu beranjaklah kami ke lantai atas. Sewaktu di tengah jalan, dia melihat sebuah boneka Teddy Bear putih dan segera berjalan menuju kesana.
"Cakep banget, hahaha gede lagi, bisa dipeluk" waktu tidur.."
"Lu mau itu Ndri?"
"Pengen sih tapi ga ahh, hehehehe. Udah banyak di rumah, walo ga ada yang segede ini."
Aku langsung mengambil Teddy Bear itu dan membawanya ke kasir. Indri terbengong-bengong melihat aku begitu. Setelah membayar Teddy itu, langsung saya berikan kepada Indri,,
"Kan ga ada yg gede, ya udah neh buat elu. Kemaren wkt lu ultah kan gwa g kasi lu apa-apa, ga terima gwa bakal ngambek 3jam loh"
"Iya deh, tangkiuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu" ucap dia sambil mencubit pipiku...
Setelah itu kami melanjutkan jalan-jalan kami. Di loket pembelian karcis sudah berjejer puluhan orang yang sedang mengantri. Dia tetap bersikukuh ingin nonton, jadi mau tak mau, kami ngantri deh. Sewaktu mengantri dia terus memeluk erat Teddy pemberianku.
"Dipeluk truz kasian tuh Teddy ga bisa napas..."
"Ini Teddy gwa kasi nama Anto Jr. jadi klo laen kali gwa rindu ama elu, tinggal peluk aja"sahut dia sambil menjulurkan llidahnya mengejekku.
"Yang palsu dipeluk, yang asli enggak" balasku.
Pada saat itu juga dia langsung memelukku. Sebuah aksi yang sangat mengejutkan dan diluar rencanaku. AKu balas merangkulnya. Tak peduli banyak yang melihat kami, yang penting itu adalah momen yang paling indah untukku.
Setelah mengantri selama setengah jam, ternyata tiketnya habis tepat setelah kita mendapat giliran antrian. Sial pikirku. Tapi itu ga membuat aku kesal, karena di saat ingin marah, Indri menggenggam tanganku dan menarikku pergi darisana.
"Udah yok, ga asik dah nunggu gitu lama malah abiz. Ke tempat lain aja yok.... MAKAN ESKRIM dunk.....!!" sahut dia dengan semangat.
Kamipun lanjut pergi ke Fountain untuk makan eskrim. Di sanalah aku berencana menanyakan kepastian dari hubungan ini. Selagi dalam perjalanan kesana, dia melihat photobox di sudut mall, dia mengajakku untuk foto bersama. Di dalam sana terjadi hal yang membuatku bahagia sekali. Dia memelukku sambil berfoto. Aku memberanikan diri mengecup pipinya, dan reaksinya malah positif. DIa tidak mengeluh, malah terlihat tersenyum malu. Setelah berfoto ria, kami segera menuju Fountain
Di sana aku mengumpulkan segenap keberanian untuk menanyakan hal tersebut, dan akupun membuka pembicaraan...
"Ndri.... ummm, kalo aku nanya keputusannya sekarang gimana?"
raut mukanya berubah, menjadi serius...
"Aduh... soal itu yah..... gimana yah..."
Mendengar itu, saya mendapat firasat buruk bahwa ini ga berakhir dengan sukses...
"Aku datang ke Medan kan cuma buat jalan-jalan, emank sih ada rencana pindah ke medan, tapi itu 5 bulan lagi abiz gua UAS. Rencananya gwa mau kuliah di Medan, biar lebih dekat ma Bonyok. (*saya lupa bilang kalau Indri tinggal di Jakarta bersama saudaranya sedangkan kedua orang tuanya berada di Medan*). Apa itu ga jadi masalah? Kita bakal pacaran jarak jauh selama itu. Itupun masih rencana."
"Aku sudah bertahan selama 4 bulan, dan aku sanggup, 5bulan rasanya tak jadi masalah buatku, tapi yah semuanya terletak pada dirimu sendiri, Ndri..."
"Cemana yahhhh... AKu jadi pusing, aku sudah berpikir keras tapi belum punya keputusan..."
Raut wajahku mungkin berubah, dan saat itu aku sempat melihat si Indri seperti menahan tawa, tapi hanya sebentar, kemudian muka dia kembali serius...
"Nanti aja yah jawabnya. Aku pusing.. Oke ga?"
"Ouwww ya udah gak papa deh...."
Setelah percakapan itu, aku menjadi lebih diam. Dia sering mencari topik pembicaraan tapi aku hanya membalas dengan singkat dengan berusaha sedikit tersenyum. Singkat cerita, dia pun sudah mau pulang.Pada saat itu aku menawarkan diri untuk mengantarnya pulang ke rumah orang tuanya. Tapi dia menolak dan berkata bahwa orang tuanya dan pamannya sedang menuju ke Thamrin menjemput dia, karena memang dia pada awalnya hendak pergi bersama mereka.
"Beneran ga usah neh? Masih lama ga datangnya bonyok lu?"
"Beneran koq, katanya sih dah mau ampek. Ya udah lu pulang aja dulu. Katanya buru-buru." sahut dia dengan muka sedikit menahan tawa...
"Jadi artinya ditolak yah" Ucapku memberanikan diri menanyakan sekali lagi tentang kejelasan hubungan ini.
"Ga koq,ga ditolak, cuma belum ada jawaban koq....." ucap dia sedikit terssenyum..
"Ya udah, gue cabut dulu ya, ati-ati lho ...."
"Kamu juga ati-ati jangan ngebut.... Oke?"
Setelah itu akupun pulang. Perasaan kecewa melanda, Aku menjadi uring-uringan. Sepeda Motor kupacu dengan kecepatan tinggi. Terasa handphoneku bergetar, tetapi aku ga peduli. Aku terus memacu kendaraanku semakin dan semakin cepat.
Sesampainya di rumah, aku melihat handphoneku, ada dua lembar sms dan 10kali misscall, setelah kubuka ternyata dari Indri....
"Woi AnTo... Elu ngebut yah, tadi ga sengaja gue liat dari depan pintu low... Aku tadi cuma bercanda. AKting gitu lohhhh. Aku juga sudah merasa sayang banget ama elu. Gaa mungkin nolak lagi lah. Tadi cuma ngerjain elu aja....
Gua terima elu koq... BALASS segera :-p"
Isi SMS itu membuat aku tersenyum lega. Dan isi sms keduanya adalah :
"Koq ga dibalas, aduh, udah ampe rumah belum lu To? Jangan kerjain gwa deh, ditelpon juga ga angkat. Stres tau... Cepet bales... Luv U......"
Hatiku berbunga-bunga saat itu. Baru saja aku ingin membalas, ternyata dia menelepon lagi. Kuangkat tlepon itu.
"Apa..." sahutku dingin...
"Koq ga bales sihh iihh nyebelin..." ucap dia sedikit manja
"Bales apa..." ucapku sambil menahan tertawa...
"Tuh mau baals dendam yha. kan dah gua terima cinta elu. Masa masih mau balas dendam...."
"Iya dunk, abiz elu dah buat gua sedih hahahaha..."
"Yha kan ngerjain elu aja. Mau ngetest aja ternyata ga lulus abiz lsg ga ngebales sms gue .."
"Yee bukan ga ngebalas, lagi di jalan kaleee. Tadi macet amet tauk..."
"Beneran tuh?"
"Iya suer samber gledek"
"Oke deh thanks yahhh.... sayanggggg................."
Akhirnya penantianku tak sia-sia. Dia menerimaku sebagai pacarnya...
Tapi apakah semua berakhir di sini? Tidak....
Setelah ini, semuanya berubah drastis...
Batu Rubi yang Retak
Alkisah, di sebuah kerajaan, raja memiliki sebuah batu rubi yang sangat indah. Raja sangat menyayangi, mengaguminya, dan berpuas hati karena merasa memiliki sesuatu yang indah dan berharga. Saat permaisuri akan melangsungkan ulang tahunnya, raja ingin memberikan hadiah batu rubi itu kepada istri tercintanya. Tetapi saat batu itu dikeluarkan dari tempat penyimpanan, terjadi kecelakaan sehingga batu itu terjatuh dan tergores retak cukup dalam.
Raja sangat kecewa dan bersedih. Dipanggillah para ahli batu-batu berharga untuk memperbaiki kerusakan tersebut. Beberapa ahli permata telah datang ke kerajaan, tetapi mereka menyatakan tidak sanggup memperbaiki batu berharga tersebut.
“Mohon ampun, Baginda. Goresan retak di batu ini tidak mungkin bisa diperbaiki. Kami tidak sanggup mengembalikannya seperti keadaan semula.”
Kemudian sang baginda memutuskan mengadakan sayembara, mengundang seluruh ahli permata di negeri itu yang mungkin waktu itu terlewatkan.
Tidak lama kemudian datanglah ke istana seorang setengah tua berbadan bongkok dan berbaju lusuh, mengaku sebagai ahli permata. Melihat penampilannya yang tidak meyakinkan, para prajurit menertawakan dia dan berusaha mengusirnya. Mendengar keributan, sang raja memerintahkan untuk menghadap.
“Ampun Baginda. Mendengar kesedihan Baginda karena kerusakan batu rubi kesayangan Baginda, perkenankanlah hamba untuk melihat dan mencoba memperbaikinya. ”
“Baiklah, niat baikmu aku kabulkan,” kata baginda sambil memberikan batu tersebut.
Setelah melihat dengan seksama, sambil menghela napas, si tamu berkata, “Saya tidak bisa mengembalikan batu ini seperti keadaansemula, tetapi bila diperkenankan, saya akan membuat batu rubi retak ini menjadi lebih indah.”
Walaupun sang raja meragukan, tetapi karena putus asa tidak ada yang bisa dilakukan lagi dengan batu rubi itu, raja akhirnya setuju. Maka, ahli permata itupun mulai memotong dan menggosok.
Beberapa hari kemudian, dia menghadap raja. Dan ternyata batu permata rubi yang retak telah dia pahat menjadi bunga mawar yang sangat indah. Baginda sangat gembira, “Terima kasih rakyatku. Bunga mawar adalah bunga kesukaan permaisuri, sungguh cocok sebagai hadiah.”
Si ahli permata pun pulang dengan gembira. Bukan karena besarnya hadiah yang dia terima, tetapi lebih dari itu. Karena dia telahmembuat raja yang dicintainya berbahagia.
Netter yang luar biasa…. Di tangan seorang yang ahli, benda cacat bisa diubah menjadi lebih indah dengan cara menambah nilai lebih yang diciptakannya. Apalagi mengerjakannya dengan penuh ketulusan dan perasaan cinta untuk membahagiakan orang lain.
TIDAK ADA MANUSIA YANG SEMPURNA DI DUNIA INI
Shi Shang Mei You Shi Quan Shi Mei De Ren
Saya kira demikian pula bagi manusia, tidak ada yang sempurna, selalu ada kelemahan besar ataupun kecil. Tetapi jika kita memilikikesadaran dan tekad untuk mengubahnya, maka kita bisa mengurangi kelemahan-kelemahan yang ada sekaligus mengembangkan kelebihan-kelebihan yang kita miliki sehingga keahlian dan karakter positif akan terbangun. Dengan terciptanya perubahan-perubahan positif tentu itu merupakan kekuatan pendorong yang akan membawa kita pada kehidupan yang lebih sukses dan bernilai!
Sumber: Batu Rubi yang Retak oleh Andrie Wongso
Kisah Cinta si Cacat dan yang Sempurna
inilah kisah cinta orang cacat yang telah berkeluarga, tapi sang suaminya bisa dikatakan memiliki wajah dan tubuh yang sempurna. Di dunia ini, masih ada rupanya cinta yang sempurna.
Untuk Sahabat2ku, ini sebuah kisah menyentuh hati dalam foto yang nyata. Tuhan itu maha adil dan maha penyayang, Kisah seorang suami istri dalam keluarga yang sangat sederhana, melihat rata2 sosok laki nya itu bisa dinilai seorang pria yang cukup sempurna terutama dalam penampilannya, tapi dia mempunyai seorang istri yang mempunyai kelainan dalam fisiknya, dimana wanita tersebut tidak mempunyai kaki sama sekali total dai ujung kaki hingga ujung paha bahkan wanita itu tidak memiliki sama sekali pinggul (bagian dari pangkal paha hingga batas pinggang),
jadi sulit skali bila duduk karena tida memiliki alas dibawah pinggang tsb., tapi kebesaran Tuhan tentu lain, wanita tersebit memiliki suami yang cukup ganteng, masih muda dan sangat cukup sempurna mau memiliki dan mengasihi seorang wanita yang mempunyai cacat fisik bawaan. mereka sekarang dikaruniai dua orang anak yang sangat sempurna dan lucu sekali.
Silahkan anda menyimak satu persatu foto2 keluarga tersebut tentu saya melihatnya dengan hati sangat haru.
Kesedihan Sepasang Suami IStri
Anak laki-laki lahir dari pasangan setelah sebelas tahun perkawinan.
Mereka adalah pasangan saling mencintai dan anak itu buah hati mereka.
Ketika anak itu berumur dua tahun, suatu pagi suami melihat botol obat terbuka.
Dia terlambat kerja sehingga ia meminta istri untuk tutup botol obat dan menyimpannya di lemari.
Sang ibu, sibuk di dapur, benar-benar melupakan hal ini.
Anak itu melihat botol obat itu dan bermain dengan botol obat itu , terpesona dengan warna obat itu, lalu meminum semuanya.
obat itu menjadi obat beracun karena kelebihan dosis yang luar biasa.
Ketika anak itu pingsan, ibu bergegas membawanya ke rumah sakit, sebelum sempat tertolong anak itu meninggal dunia.
Sang ibu histeris dan meraung-raung.
dan juga takut bagaimana menghadapi suaminya.
Ketika ayah bingung datang ke rumah sakit dan melihat buah hatinya telah mati, ia memandang istrinya dan mengucapkan hanya empat kata.
Apa yang menurut Anda adalah empat kata?
Suami hanya mengatakan “Aku cinta kamu Sayang”
Reaksi suami sama sekali tidak terduga adalah perilaku proaktif.
Anak itu sudah mati.
Dia tidak pernah bisa dihidupkan kembali.
Tidak ada gunanya mencari-cari kesalahan istrinya.
Selain itu, jika saja dia telah meluangkanl waktu untuk menyimpan botol tersebut maka hal ini tidak akan terjadi.
Tidak ada titik dalam saling menyalahkan.
Dia juga telah kehilangan anak satu-satunya.
Apa yang ia lakukan pada saat itu adalah memberi penghiburan dan simpati dari suami.
Itulah yang ia memberinya.
Kadang-kadang kami menghabiskan waktu bertanya siapa yang bertanggung jawab atau siapa yang harus disalahkan, apakah yang salah dalam hubungan, dalam pekerjaan atau dengan orang yang kita kenal.
kita kehilangan beberapa kehangatan dalam hubungan manusia dalam memberikan dukungan lainnya.
Lagi pula,apakah mengampuni seseorang yang kita cintai menjadi hal yang paling sulit kita untuk melakukan?
Harta karun yang Anda miliki dalam hati adalah pemberian tuhan.
Jangan memperbanyak rasa sakit, kesedihan dan penderitaan dengan berpegangan pada pengampunan.
Jika semua orang dapat melihat kehidupan dengan perspektif semacam ini, masalah akan menjadi sedikit di dunia ini.
Lepaskan semua iri Anda, kecemburuan, keengganan untuk memaafkan, keegoisan, dan ketakutan .
dan Anda akan menemukan hal-hal yang sebenarnya tidak sesulit yang anda bayangkan
Langganan:
Postingan (Atom)