Apa yang terjadi dengan Kisah Anto dan Indri?
Apakah semua berakhir BAHAGIA?
**********************************************************************
Hari-Hari Bagai SURGA duniawi
Semua terasa indah dan damai. Sejak aku diterima, dia menjadi semakin manja denganku. Bahkan setelah aku tahu dari temannya bahwa aku satu-satunya yang paling beruntung karena menjadi pacar pertama si Indri. Di sekolah dia, setiap valentine akan menjadi mimpi buruk Indri, karena kemanapun dia melangkah, banyak cowok yang mengikuti.
Aku sendiri merasa senang mendengar itu, entah itu benar atau tidak. Aku tidak perduli, yang penting toh dia sudah menjadi milikku.
Semasa liburannya selama 1/2 bulan itu, kami sering bertemu. Menikmati indahnya 15 hari yang tersisa. Dan setelah itu harus ada penantian lagi untuk bertemu dengannya. PAstilah semua orang dapat merasakan beratnya penantian itu. Baru jadian mesti berpisah sselama 1/2 tahun. Mana TAHAN??
Seminggu setelah kedatangannya, ia dan keluarganya memutuskan pergi berlibur ke Perapat. Dia sebenarnya mengajakku, tapi pada saat itu, saya tidak bisa pergi. Padahal Saya pengen banget pergi bersamanya. Akhirnya kita menghabiskan waktu dengan mengobrol via telepon. Dan pada saat itu, dia bertingkah aneh lagi. Dia memang sering berakting aneh untuk ngerjain aku, tetapi kali ini terasa beda. Tapi aku tidak memperdulikannya, toh memang dia orangnya usil. Dia bertanya kepadaku...
"Ntoo Sayaaaaang.......... mau tanya boleh?"serunya manja
"Apa itu, jelek?"
"Ihh koq gitu seh, awas, tak kukasi jatah nanti... bweeeekkk.... Aku mau tanya neh........"
(pada saat itu kata "gua" dan "elu" sudah tidak digunakan. Katanya sih klo di jakarta kata-kata itu buat hubungan teman biasa, sedangkan kalo dah berhubungan khusus brubah dehb jadi "aku" "daku" "dikau" bla bla bla)
"Iya nanya apa,cinta? Lama amet.... Bwt penasaran aje..."
"Klo misalnya hari kamu di dunia ini tinggal sehari, apa yang mau kamu lakukan?"
(pikirku pada saat itu dia mungkin lagi menggoda diriku...)
"Yah duduk tenang beristirahat sambil memikirkan segala yang pernah terjadi dan berterima kasih ama si TUHAN..., mungkin kalo sempat pergi ke Perapat dan melihat kamu untuk terakhir kalinya, hahahaha tapi diem-diem lihatnya hehehehe"jawabku tanpa ada rasa curiga...
"Nah klo aku yang udah mau mati, kamu gimana say? APa yang akan kamu lakukan??""
"Aku pengen nemenin kamu sampai di saat terakhir..." jawabku serius, karena mulai merasa ga enak dengan topik ini.
"Ohh thanks yah, aku jadi tenang dehh..."
"Maksudmu? Kamu kq bicaranya aneh, kamu kenapa?"jawabku agak panik
"ahahahahahah, Kena lagi deh kamu sayaaankkk. Aku ini orang jaat, mana gitu cepat matinya hahahahaha" sahut dia denga suara tawa yang meledak
"ahh Kamu buat aku seteres aja dasar, awas, kamu yang ga aku kasi jatah baru tau...."
"Ihhh koq gitu sih..........."
Pembicaraan itu berlanjut ke bagian gombal gombalan seakan topik sebelumnya memang bukanlah topik yang penting.. Aku pun tidak mempersoalkan tentang topik itu lagi.
***
Sore ini dia akan terbang ke jakarta... Ini menjadi perpisahan yang sulit untuk diterima oleh kami berdua. Aku mengajak dia lunch untuk terakhir kalinya. Kami bercanda tawa. Saling mengejek, menumpahkan rasa sayang kami yang sebentar lagi mesti dibendung selama 1/2 tahun. Dia tampil menawan hari ini, namun sedikit pucat. Bibirnya terasa pucat. Saat kutanya, dia cuma berkata lupa pake lipbalm ama lipstik..
Aku pun mengantarnya ke Bandara dimana keluarganya sedang menunggu. Setelah bersapa dengan keluarganya, dan mengucapkan salam perpisahan, mereka duluan masuk ke dalam ruang tunggu airport meninggalkan aku dengan Indri. Yah kedua orang tua Indri pergi ke jakarta untuk berlibur. Sekalian menunggu Abang dari Indri yang akan wisuda.
Saat berat bagi aku dan Indri tiba. Kami cuma bisa bertatapan mata selama beberapa menit tanpa berbicara. Air mata mulai terlihat dari mata Indri.. Lalu Dia membuka pembicaraan...
"Terima Kasih, Terimakasih banyak To. Kamu dah memberi hari terindah sewaktu aku di Medan. I will MIIISSSSS u So much. Kamu beda dari yang lain. Aku ternyata memilih pejantan yang tepat" Ujar dia dengan sedikit candaan di akhir kalimatnya...
"Emank aku Ayam apa, Jantan pulak... hahahaha"
Kami berpelukan, terasa sangat hangat berada dalam pelukannya. Kami saling bertatap mata, dan..........
Itu menjadi Ciuman pertama bagiku, dan mungkin juga yang pertama baginya....Kami tak perduli semua orang yang memandang kami, yang kami pikirkan adalah mempergunakan detik-detik perpisahan ini...
Dia pun segera masuk ke dalam ruang tunggu ketika orang tuanya menelpon dia. Sekali lagi kucium bibirnya yang pucat itu dan akhirnya mengucapkan salam..
""Terima Kasih Indri""
**************************************
Setelah dia ke jakarta, kami menjadi sering berteleponan. Sehari bahkan bisa 5 sampai 6kali. Dia sering bercerita tentang temannya. Herannya aku tidak pernah mendengar cerita tentang dia dan sekolahnya. Tapi aku tidak terlalu mempermasalahkannya...
Dua minggu setelah dia kembali ke Jakarta, sesuatu terjadi. Ketiga Handphone yang ia miliki tidak aktif. Aku kewalahan, kawatir serta gelisah. Aku cari teman dekatnya, juga tidak bisa dihubungi.. Aku menjadi uring-uringan berpikir apa yang sebenarnya sedang terjadi dengannya. Malamnya ada yang menelpon teleponku. Kuangkat, ternyata suara di sebrang sana itu adalah suara Indri.
Dia bercerita kalau rumahnya kemasukan rampok, dompet serta handphonenya rayap diambil rampok, untungnya tidak ada korban dan kerugiannya juga tidak banyak, sang perampok hanya masuk ke kamar Indri dan mengambil Handphone dan dompetnya. Dia sangat depresi dengan keadaan itu. Dia terus menangis sewaktu menceritakan kejadian itu. Aku hanya bisa menghiburnya dari Medan.
Selama seminggu kami berhubungan dengan nomor baru yang ia gunakan untuk meneleponku. Katanya sih itu nomor papanya, jadi aku tidak pernah menelepon dia, dan hanya menunggu dia menelepon saya. Setiap malam dia pasti menelepon saya untuk menceritakan apa saja yang ia lalui seharian. Masih saja tidak kudengar ia bercerita tentang kehidupannya di sekolah. Aku sempat bertanya, tapi ia tidak menjawab apa-apa
Seminggu setelah kejadian perampokan itu, ia tiba-tiba menghilang lagi. Aku galau, aku gelisah. Sehari tidak menelepon, 2 hari juga tidak menelepon, AKupun mencari sahabat dekatnya. DIa berkata bahwa belum bertemu Indri. Aku meminta tolong untuk menanyakan keadaanya.
***
Pagi ini, sudah hari kelima dia tidak meneleponku, tiba-tiba sahabat baik Indri yang bernama Herlina menyuruhku online di game yang dulu menjadi tempat nongkron aku dan Indri. RUpanya si Indri juga online. AKu memarahinya, menanyakan kenapa dia melakukan hal itu.. Dia hanya terdiam dan sesekali mengatakan maaf. AKu terus berargumen tentang apa yang ia lakukan.... Hingga dia berkata kalau dia harus berhenti menggunakan handphone untuk sementara karena orang tuanya melihat prestasinya menurun di sekolah. Dia berjanji akan menelepon aku seminggu lagi. Aku mengiyakan hal tersebut...
Seminggu setelah pertemuan kami, aku tidak mendapatkan ttelepon dari dia. Aku mulai kecewa dengan dirinya. KEsal karena dia tidak menepati janji... Tiba-tiba teringat untuk membuka situs jejaring sosialku yang sudah lama tidak kusentuh. Terkejutnya diriku saat menemukan surat di Inbox-ku yang tak lain adalah surat dari wanita yang kucintai, Indri..........
-----------------------------------------------------------------------------------------------
My dearest, Anto...
Maaf karena aku telah membuatmu kecewa..
Maaf telah membuatmu kawatir...
Aku tahu aku telah melakukan banyak kesalahan kepadamu..
Aku tidak bermaksud melukai hatimu..
Akan tetapi, aku rasa hubungan ini tidak dapat kita lanjutkan lah Anto..
Aku bukanlah gadis baik-baik yang cocok untuk dirimu...
Kamu itu cowok yang baik, malah terlalu baik...
Berbeda dengan diriku yang jahat...
Aku rasa dengan surat ini, kamu bisa mengerti, dan memaafkan diriku...
Semoga kamu menemukan seorang gadis yang lebih baik....
Yang dapat menggantikan posisi diriku di hatimu...
Sorry for all that I do...
Thanks for all that U do...
Thanks for being my Angel....
-----------------------------------------------------------------------------------------------
Membaca surat itu, membuatku Kecewa, terpukul dan serasa dipermainkan. Aku menjadi membenci dia, rasa dendam muncul dari hatiku. Air mata sengaja kutahan, aku berjanji tidak akan menangis untuk dia yang menyia-nyiakan segalanya.
*****
Selama Dua bulan sejak saya membaca inbox itu, saya menjadi uring-uringan. Saya menjadi sosok yang temperamental, egois, dan acuh tak acuh kepada orang lain. Bahkan orang tuaku sendiripun sering kumarahi, kubentak. Diriku kacau. Tapi aku sedang berusaha untuk keluar dari jurang ini. Berusaha mengendalikan segalanya. Perlahan tapi pasti, aku mulai bisa mengontrol segalanya. Perlahan aku menjadi sosok Anto yang seperti sedia kala. Menjadi orang yang tegar dan optimis...
Suatu hari aku iseng membuka situs friendster yang sudah lama kutinggalkan karena ingin melupakan Indri. Dan dengan iseng juga aku membuka account Indri. Sebenarnya ingin mengetahui keadaan orang yang masih kucinta.... Betapa terkejutnya diriku melihat account Indri.. Di profil picture na terpampang gambar batu nisan bertuliskan nama dirinya. DIbawahny terdapat banyak post dari teman-temannya.
"R.I.P Indri"
"Istirahat dengan tenang yang Indri"
"Tuhan selalu memberkatimu, RIP yah ndri..."
Seperti itulah post yang terpampang disana. AKu terkejut, aku melihat dan mencari kebenaran dari gambar serta post ini, dan akhirnya saya menemukan account Herlina yang juga mempost sesuatu di account Indri. Dari profile Herlina, aku mendapatkan teleponnya dan segera menelepon Herlina. Betapa terkejutnya diriku mendengar semua cerita dari Herlina.
Dia berkata
"Sebelum terbang ke Medan, Indri sudah divonis terkena Kanker, dan sudah berada pada stadium yang cukup mengkhawatirkan. Pada saat itu, kemajuan teknologi untuk melawan kanker masih sangat minim dan biayanya sangatlah besar. Hal itulah yang membuat Indri tidak ingin melakukan pengobatan yang Intensif. Di saat itu lah dia memutuskan untuk mengakhiri hidupnya dengan santai. Dia berhenti sekolah. Di saat itu, sebenarnya dia tidak berencana untuk ke Medan. Tapi pada saat bertemu dengan kamu Anto, semuanya berubah, dia mendapat semangat hidup. DIa menjadi ceria. AKhirnya dia memutuskan untuk ke Medan, setidaknya untuk menikmati hidupnya untuk terakhir kali."
"Lalu kenapa ia tidak bilang kepadaku, apakah dia tidak tahu kalau aku sangat mencintainya. Aku bisa berada di sisinya di saat-saat terakhir..."
"Dia ingin begitu, tapi dia tidak mau menjadi egois dan mengorbankan segala yang kamu miliki untuk menemaninya. DIa sangat mencintai kamu, Anto...."
"Baiklah, aku akan terbang ke jakarta, untuk melihat dengan mata kepala sendiri tempat peristirahatan terakhir dia..." jawabku dengan tegar, padahal aku sudah ingin berteriak, aku kesal, kenapa mesti begini. KENAPA
Hanya pertanyaan itu yang ada dalam benakku..
Seminggu saat itu, pas saat liburan, aku terbang ke Jakarta. Aku mencari Herlina, dan meminta tolong dia membawaku ke Makan Indri...
DIsana begitu indah, bunga-bunga selalu diganti oleh teman-teman dan keluarganya. Foto kecil yang terpampang di nisannya melukiskan senyuman damai.
"Di saat terakhirnya, dia cuma berkaata bahwa dia berterima kasih karena telah diberi kesempatan pertama dan terakhir kalinya untuk merasakan apa itu cinta. Dia sendiri sangat tersiksa karena ingin merahasiakan segalanya darimu, Nto..." sahut Herlina sambil terisak-isak.
AKupun tak dapat menahan air mata. aku berlutut, menjerit, memarahi dirinya, mengapa dia meninggalkan diriku... Mengapa mesti demikian akhirnya...
Saat terakhir, Herlina memberi sebuah buku dan sepucuk surat, katanya itu titipan dari Indri sesaat sebelum ia pergi. Surat itu tertuju untukku...
Di dalam buku itu tertulis lengkap semua SMS romantis yang ia suruh buat untuknya. Sehari Satu lembar, bahkan ia menyebutnya Daily Love Message. Terdapat sebanyak 140 lebih SMS yang dia tulis, semua tertulis rapi tanpa kekurangan sedikitpun.
Aku membuka surat dari Indri... Hanya bisa menangis membaca surat terakhir darinya....
-------------------------------------------------------------------------------------------------
Dearest Anto,
Aku sudah terpuruk dalam jurang terdalam saat mendengar dari dokter bahwa aku divonis terkena kanker stadium 3. Segala upaya langsung dilakukan ayah, dari chemore ampe pembelian peralatan medis pribadi serta dokter pribadi, tapi aku merasa itu semua percuma. Menghabiskan dana yang sangat besar padahal pada akhirnya aku akan mati juga.
AKu merasa dunia kejam, tapi semua berbeda sejak kamu muncul. Kamu menghidupkan lilin semangat kehidupan yang pertama telah padam. Kamu memberikan aku kekuatan untuk bertahan dan menikmati Indahnya Mentari pagi. Kamulah alasanku untuk tegar menghadapi segalanya.
Maafkan aku kalau tidak memberitahukan segalanya kepadamu.. Aku takut akan membuatmu sangat terpukul. Dan aku tahu kalau aku memberitahumu, pasti kamu datang ke Jakarta menemaniku kan?
Kamu kan sudah janji. hahahaha
Tapi aku tak mau begitu. Aku ingin kamu meneruskan hidupmu, dan jadikan diriku sebagai kenangan terindah dalam hidupmu.
Meski Sebentar, aku telah merasakan surga dunia. DI penghujung hidupku, aku hanya berharap TUHAN memberi kesempatan kepada aku untuk merasakan SURGA AKHIRAT.
Kamulah SURGAku. Kamulah segalanya bagiku..
Terima Kasih telah mencintaiku...
Terima Kasih telah memberi semua yang telah hilang...
Terima Kasih telah memberi pengalaman cinta pertama dan terakhir kali dalam hidupku..
My Love For You will Never Die by Time....
Your Beloved....
Indri..
-----------------------------------------------------------------------------------
AKu tak dapat membendung tangisku. Tapi aku tidak boleh bersedih. Aku harus tegar, agar ia bisa tenang di alam sana...
Cinta yang selalu kukejar, akan abadi selamanya...
I will love you always, Indri...
Di balik surat itu terdapat sebait Puisi....
Staring at the moon so blue
Turning all my thoughts to you
I was without hopes or dreams
I tried to dull an inner scream
But you…
Saw me through
Living in a world so cold (living in a world so cold)
You are there to warm my soul (you are there to warm my soul)
You came to mend a broken heart
You gave my life a brand new start
Walking on a path of air
See your faces everywhere
As you melt this heart of stone
You take my hand to guide me home
And now…
I’m in love
Holding your hand
I won’t fear tomorrow
Here where we stand
We’ll never be alone
You took my heart away
When my whole world was gray
You gave me everything
And a little bit more
And when it’s cold at night
And you sleep by my side
You become the meaning of my life
****************************************************************
*Based on SomeOne True Story....
Nama telah disamarkan ^^
Rest In Peace... Indri
http://www.4shared.com/audio/Odw3XTVB/MLTR_-_You_Took_My_Heart_Away.htm
mantabb bro....kisah u y hahhahaha baru x neh w mau baca tulisan gt panjang hahahhaha
BalasHapus