Feel Free To Read It

Kami Datang... Belajar... Dan Melayani
We Came... Learn.. And Serve

Selasa, 21 Desember 2010

DAN...

"Apa sih kamu ganggu-ganggu aku terus......! Ga ssoooorr yha??" ucap kesalku  yang selalu diganggu oleh Indra setiap harinya di sekolahku.

"Kamu enak digoda :p" ujar Indra sambil nyeringai bahagia...

Yha Saya duduk di bangku SMA. Dan Lelaki yang sering saya ganggu adalah Indri, seorang yang jahil luar biasa. Dia menjadi maskot di SMA tempat saya bersekolah saat itu karena kebandelannya.

Walau sering diganggu, aku juga tidak menunjukkan kekesalan akan hal yang dia perbuat, bahkan terkadang aku tertawa lepas dengan sikap yang ia tunjukkan kepadaku...

Sebenarnya bagiku dia adalah teman yang baik, dia sering menghibur diriku, dan juga sering menyemangatiku. Tetapi dia juga jahil... Dan yang parahnya dia sudah menyatakan cintanya 14 kali. Semuanya berujung dengan penolakan dari diriku. Karena pada dasarnya aku tidak merasakan adanya rasa tertarik kepadanya yang kusam seperti itu. Tapi bagiku dia adalah sahabat pelengkap penderitaan...

Suatu hari saya tertarik dengan seorang murid di kelas sebelah. DIa salah satu cowok idaman di sekolahku. PEmain basket, juga seorang yang cukup berprestasi, ditambah paras muka yang WOW, membuat dia menjadi incaran para cewek di sekolahku.

Suatu sore saat saya sedang membereskan barang-barang untuk dibawa pulang, saya merasa ada yang membuntutiku. Dari belakang Indra berjinjit-jinjit dan mengejutkanku...

"Gilak lu dra, klo aku ada sakit jantung dah mati di tempat....." ujarku kesal

"TAr klo lu pingsan w kasi napas buatan, pasti idup lagi... hahahaha...., eh ene ada hadiah neh bwt lu.. trima gih..." sahut dia tersenyum dengan muka blongor dia.

Aku yang terlanjur kesal akan keadaan karena tadi melihat cowo idamanku berjalan dengan cewe lain, dan juga karena dijahilin oleh Indra, dengan spontan menepis hadiah dari Indra yang masih terbungkus kotak. Kotak itu terjatuh ke meja dan membentur tupperware yang kubawa, dan akhirnya jatuh ke lantai. Air di dalam botol itu membasahi kotak tersebut.

Indra memungut kotak tersebut dengan muka sedikit kecewa...

"Salahmu, buat gua kesel... huhhhh.."kataku sok kesal dan arogan, padahal di dalam hati ada perasaan bersalah...

Dengan sedikit senyuman dia mengatakan sesuatu yang sedikit menyentil hatiku
"Maaf jika gue ganggu, gak papa, ene hadiah ga penting, sebenarnya cuma mau nepatin janji aja. udah gua kumpulin uang seh buat bliin barang yang dulu pernah lu bilang pgn beli... Yowes la ora popo"

Terpintas di pikiranku barang apa yang Indra katakan, karena seingatku, ga ada barang seperti yang dia katakan... Tapi ya sudahlah. Indra tersenyum kecil lalu meninggalkan ruangan kelas dengan membawa hadiah yang sudah basah kuyup. Terdengar suara dari dalam kotak tersebut. Perasaan bersalah dan penasaran akan isi kotak tersebut timbul, tetapi prasaan arogan menutupi segalanya.

Sewaktu pulang, secara gaa sengaja saya bertabrakan dengan lelaki idamanku...

"Upss sorry"ujar Anton

"eh gak apa-apa, gua yg seharusnya minta maap."ujarku sedikit malu

"Gue Anton, elu sapa?" sahut dia membuka pembicaraan

"Anggie met kenal yah "ujarku semakin malu

"hahaha kamu cantik waktu mukanya memerah gitu"puji dia. kata-kata itu semakin membuat jantungku berdebar kencang...

Singkat cerita saya dan Anton menjadi dekat, di sisi lain, Indra masih saja usil.. Meskipun dia tahu kalau saya suka ama Anton, dia masih bisa saja mengungkapkan perasaannya walau pastinya sudah kutolak mentah-mentah. Indra masih saja ga mau nyerah pikirku. Dan di kesehariannku bersama Anton, si Indra sering mengingatkanku agar lebih berhati-hati. Memang terkadang saya melihat Anton aneh, terkadang seperti orang tak bergairah, terkadang seperti orang yang kurang tidur. Tapi rasa suka terlalu besar sehingga menyingkirkan segala sesuatu yang janggal dari ANton

Dan impianku terwujud, Anton menyatakan cintanya kepadaku dan pasti 100% kuterima duonk... Dan akhirnya aku dan Anton berpacaran. Walau begitu Indra masih saja tidak menyerah, masih saja menggangu dan terus menembakku..

Dia pernah berkata bahwa Anton itu cowo yang ga bener. Kata-kata itu spontan membuatku marah dan memutuskan hubungan sahabat dengannya. Sejak saat itu, Indra tidak lagi sering dimarahi oleh guru, tidak membuat onar, tidak menjerit-jerit lagi seperti dulu. Bahkan dia jarang terlihat di sekitar sekolah. Kata temen-temen sih sekarang dia suka menyendiri. Tapi rasa egoisku membuat aku cuek dengan sahabat aku itu.

Suatu hari saya merasa Anton bertingkah aneh dan itu membuat saya curiga. Dan kecurigaan itupun terbukti. Anton ternyata suka bergaul dengan preman-preman di sekitar rumahnya, dan dia juga terkenal sebagai playboy disana. Alkohol, drugs dan seks bebas mungkin sudah menjadi mainan sehari-harinya. Hal-hal itupun baru kuketahui saat teman-teman sekelas memberitahukannya kepadaku. Dan yang lebih mengejutkan adalah teman-temanku tahu masalah itu dari seseorang. Ya mereka tahu dari Indra. Selama ini Indra terus mencari tahu informasi tentang Anton.

Suatu hari saya memberanikan diri menemui Anton di rumahnya, berniat memperjelas segalanya. Tanpa penjelasan saja saya sudah mengetahui kebenarannya. Karena dengan mata kepala sendiri saya melihat Anton memegang minuman keras bersama satu orang temannya sambil memeluk dua orang gadis berpakaian minim  di sana. Rasa kesal memuncak. Dia yang di sekolah terlihat gagah sekarang terlihat seperti bajingan. Pandai berakting juga pikirku. Air mata juga sudah tak tertahankan.

Anton menghampiriku, berusaha menjelaskan segalanya. Tapi saya merasa yang saya lihat saja sudah cukup. Anton yang tidak terima saat saya ingin putus tiba-tiba menyuruh  temannya mengelilingiku saat saya ingin pergi. Merasa terancam, saya menjerit. Tapi apa yang terjadi, temannya menahan diriku. Tetapi sewaktu terancam itu terdengar jeritan seorang yang kukenal. Terlihat Indra berlari menuju ke arah kami. Anton maju dan bermaksud menghadang Indra...

"Jangan ganggu dia..." Seru Indra.

Tapi kata-kata itu dibalas dengan dorongan dari Anton. Indra tampak kesal dan mendorong Anton dengan keras dan juga mendorong teman Anton, sehingga saya terbebas.

" Lekas pergi......!! Cepat..." jerit Indra yang sedang menahan teman Indra

Karena rasa takut dan kesal, saya tidak berpikir apa-apa selain lari dan terus berlari. Isak tangisku juga tak bisa dihentikan. Saat itu saya tidak menyadari keegoisanku meninggalkan Indra disana.

DI rumah, saya menceritakan segalanya kepada bonyok. Merasa shock, saya pun memutuskan untuk istirahat selama 2 hari di rumah dan menutup ponsel saya. Saya benar-benar ingin menenangkan pikiran saat itu. Pada hari pertama saya tidak masuk sekolah, pembantuku mengatakan ada teman yang ingin bertemu denganku, tetapi saya menyuruhnya berkata bohong dan mengatakan bahwa saya ga di rumah. Pada saat itu tidak terpikir siapakah orang yang mencari aku. Apakah Anton? Atau Indra?

Dua hari berlalu. Sayapun kembali bersekolah. Pada saat masuk, hal pertama yang teringat adalah Indra. Tapi, di mana dia. Saya mencari-cari di segala tempat tapi tak menemukan sosok dari  Indra. Teman-teman juga tidak ada yang tahu keberadaan Indra. Yang mereka tahu adalah bahwa selama saya tidak masuk sekolah, Indra juga tidak masuk.

Sewaktu istirahat makan siang, saya duduk termenung terus memikirkan di mana Indra berada. Tiba-tiba muncul Anton. Mukanya penuh dengan memar. Saya rasa itu perbuatan dari Indra. Dia menghampiriku dan mengucapkan maaf dan berjanji tidak akan mengulangi dan berharap bisa berteman lagi dengan saya. Saya pun mengiyakannya. Saya sempat bertanya dimana Indra sesaat setelah hal itu terjadi. Anton hanya berkata, mereka sempat berkelahi. Tentunya yang babak belur bukanlah Indra melainkan Anton dan temannya. Setelah itu ia tidak melihat Indra

Rasa sedih dan kehilangan mulai merasuk diri karena sudah seminggu saya bersekolah dan tidak menemukan Indra dimanapun di sudut sekolah. Akhirnya saya memberanikan diri bertanya dengan salah satu guru BP yang akrab dengan Indra. Pak guru juga tidak tahu, tetapi dia berkata sehari setelah  kejadian itu, Indra datang menemui Pak guru dengan wajah penuh plester dan kaki terpincang-pincang memberikan sepucuk surat.

Kubuka surat itu dan membacanya :

"Hoi Gie kamu kemana seh? Koq ga masuk skull, Kamu ga kenapa-napa kan?  Si brengsek itu udah gua urus, jadi u ga usah takut lagi. Eh baidewai Kok ga buka hape, sms tak dibalas. Datang ke rumah juga simbok bilangnya ga ada."

Pada saat itu saya tersenyum melihat tulisan dia yang berantakan dan ga beraturan. Tapi betapa terpukulnya diriku setelah membaca kelanjutan dari isi surat itu


"Apa gue gitu ngeselin yha ampe mau datang aja pake acara boong segala. Kalo gitu, u ga perlu takut dah. Kalo kehadiran gua buat elu malah buat elu kesel, bentar lagi juga ga gitu lagi. Gua mesti ke luar negeri. Kata dokter sih ntah tulang apaku gitu bermasalah. Ntah lah, tapi ortu gwa maksa untuk pindah ke luar negeri untuk ngelanjutin sekolah...
Hmmmm semoga dengan begitu lu bisa bahagia....
Gua beneran suka ama lu, mungkin gwa dulunya ga bisa buktiin apa-apa
Tapi biarkan pengorbanan gua ini jadi bukti nyata akan segala prasaan gwa....
Oh yha. di surat ene ada kunci loker gua. Coba lu buka...
Thanks and Sorry for EVERYTHING......."

Hatiku seperti tertusuk setelah membaca surat tersebut. Baru kusadari, ternyata keberadaan Indra sangatlah berarti buat hidupku. Sakit dan pilu di hatiku juga tak dapat kubendung..

2 Bulan berlalu setelah Indra meninggalkan sekolah.. Tiba-tiba saya teringat dengan kunci loker yang ada di dalam amplop surat yang diberikan Indra. Aku bergegas ke loker Indra. Betapa terkejutnya diriku setelah membuka loker tersebut. Di dalamnya terdapat kotak yang dulu akan diberikan Indra. Kotaknya sudah tak berbentuk kotak lagi, mungkin karena basah.

Aku membuka kotak tersebut, DI dalamnya ada kotak lagi. Terpikir olehku bahwa Indra kembali usil. Setelah membuka kotak keempat tiba-tiba saya menemukan sebuah kotak kecil berbentuk love. Kubuka kotak tersebut. Ternyata sebuah kalung. Tiba-tiba terlintas di kepalaku saat dulu semasa SMP saya pernah mengajak Indra jalan-jalan. Pada saat itum saya melihat sebuah kalung berbentuk Love. Setelah ditanya ternyata itu adalah salah satu perhiasan andalan di toko itu. Harganya tentu sangat mahal. Saya seperti tidak percaya walau sudah berlalu beberapa tahun Indra masih mengingat janji untuk membelikan kalung tersebut untuk diriku...

Air mata pun tak dapat kubendung. Setelah mengambil kotak itu, saya melihat lagi sepucuk surat di sudut loker itu. Surat itu rapi. Kubuka lalu kubaca. Tulisan di sana begitu indah, tertata rapi....




DAN
Bila esok datang kembali
Seperti sedia kala
Di mana kau bisa bercanda

DAN
Perlahan kau pun
Lupakan aku mimpi buruk mu
Dimana telah ku tancapkan duri tajam
Kau pun menangis menangis sedih
Maafkan aku

DAN
Bukan maksud ku
Bukan ingin ku melukaimu
Sedarkah kau di siniku pun terluka
Melupakanmu menepikanmu
Maafkan aku

Lupakanlah saja diriku
Bila itu bisa membuatmu
Kembali bersinar
Dan berpijar seperti dulu kala
Caci-maki saja diriku
Bila itu bisa membuatmu
Kembali bersinar
Dan berpijar seperti dulukala

DAN
Biarlah Diriku Menghilang
Bersama Waktu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar