*************************************************************************
Hari-hari indah terlewati setelah Rico resmi menjadi pacarku
Perlahan bayang-bayang Hendrik menghilang dari Hatiku. Dia juga tidak pernah mencariku. Kira-kira sudah sebulan lamanya kami loss Contact. Aku pun tidak memikirkan alasannya. Mungkin karena sudah terbius cinta dari Rico. Dia seperti Pangeran untukku. He is almost Perfect on my eyes.
Tapi ternyata kebahagiaan itu tak bertahan lama. Sewaktu merayakan Hari jadi kami yang ke 2-bulan, ada seorang cewe yang datang menghampiri kami, dan menampar Rico
"Kamu ternyata bejad yha... Tadi bilang sibuk bekerja, rapat meeting segala.. Ternyata jalan ama cewe lain. Bajingan kau...." Ucap wanita itu dengan muka yang ingin memakan orang.
Aku terkejut mendengar argumen dari wanita itu. Rico menarik wanita itu pergi dari hadapanku, tapi dia sempat berteriak kepadaku
"Wanita jalang, dia ini tunanganku, jangan kau rebut. Kau kira kau cewe yang pantas untuknya...!!!" rico pun menutup mulut sang Wanita sembari menariknya keluar dari resto itu.
Semua itu benar, Rico masihlah seorang playboy. Dia tidak pernah berubah. Hanya aku yang tertipu muslihatnya. Aku menangis, tak tahan akan segala hal yang terjadi... Rico masuk kembali ke dalam restoran itu, dia meminta maaf. AKu tidak ebrkata apa-apa, hanya mengambil gelas, dan menyiram dia dengan isinya dan beranjak pergi. Segalanya menjadi kacau. AKu uring-uringan, di rumah aku hanya terdiam.. Yang terpikir hanyalah Hendrik, karena dengan dialah aku bisa curhat.
Kuberitahu dia apa yang terjadi. Kuceritakan segalanya. Dia pun mendengar dengan seksama, tanpa mengomentari masalah ini..
"Kamu koq diam aja..."sahutku...
"Aku kan cuma dengar, blom disuruh kasi pendapat, yah ga kasi pendapat dunk. Kamu cerita dulu semuanya ampe merasa cukup, baru saat butuh pendapat, baru aku kasi."Sahut dia dengan tenang
"Sekarang aku butuh pendapat..!" seruku
"Semuanya sudah terjadi, jangan ambil itu sebagai kesialan dan kegagalan, tapi petik hikmahnya. Belajar dari pengalaman. Segalanya tak seperti yang kita lihat. Cuma itu yang bisa aku kasi tahu. Sekarang, kamu ga bole bersedih, harus bangkit dan tunjukkan kepada dia bahwa kamu Tuan Putri yang gagah berani..."
"Ngomong enak...."kataku
"Kalo ga dicoba mana tau hasilnya.... Ya Ga?"
Malam itu, hatiku menjadi lebih tenang. Memang Hendriklah yang bisa membuatku tenang. Dia sempat mengajakku untuk hunting foto bersamanya untuk menghilangkan rasa kecewa dan sedih ini. Aku menerimanya.
**
Keesokan harinya, kami pergi ke sebuah taman kota. Tempat yang cukup indah utk hunting foto. Dia hobi dengan fotografi. Hasil fotonya juga spektakuler. Setelah hunting seharian, kami beristirahat. AKu sudah mulai merasa seperti semula, tanpa kesedihan yang melanda hati.
"Udah ga sedih tuan Putri?"
"Yhaa lumayan lah... Elu deh de best, hahahaha.. Cocok jadi penasihat kerajaan lu.."
"yha cuma penasihat... G keren..." kata dia sambil tertawa kecil..
Di saat itu, dia mengambil fotoku, pas disaat aku tersenyum. Kami bercanda ria. Bersenang-senang. Sampai tiba-tiba kami melihat Rico sedang bergandeng tangan dengan cewe lain lagi disana. Dia melihat kami, dan seperti mau kabur. Aku yang tiba-tiba geram langsung menghampirinya dan menamparnya.
"Kakak, kalo kakak gak mau menderita karena cinta, janganlah pacari pria sialan ini. Dia itu playboy cap kakap, udah ada tunangan masih aja cari cewe lain." jawabku kepada wanita tersebut.
Terlihat mereka bertengkar. Rico mendapat tamparan kedua dari gadis tersebut. DIa mengejar gadis tersebut. Aku yang kembali teringat olehnya menjadi sedih.
"Sudah jangan dipikirkan lagi..."
"KAMU GA TAU APA-APA... KAMU GA AKAN PERNAH TAU PERASAANKU SEKARANG INI. KAMU ITU PENGGANGGU DALAM HIDUPKU. KALO GA ADA KAMU MESTINYA HIDUPKU LEBIH TENANG..." Jeritku emosi kepada Hendrik.
Aku tak tahu kenapa mesti memarahi orang yang sebenarnya tidak bersalah. AKu terlanjur emosi, dan akhirnya aku berlari pergi, meninggalkan Hendrik. Dia terus mengejar diriku. Tanpa kusadari saat menyebrang jalan, ada sebuah mobil yang sedang melaju dengan kencang ke arahku.... Dan......
********************************************
Aku Tersadar dan berusaha melihat sekeliling, tapi yang terlihat hanya kegelapan, aku terkejut, aku gelisah
"Kenapa ini, kenapa semuanya gelap... ADA APA INI!!!! ADA APA DENGAN MATAKU...??" seruku
"Tenang nak, ini ayah. Matamu sedang dibalut..."seru ayahku
"Iya nak, jangan terus bergerak, kamu masih lemah" sahut ibuku
"Beruntung hanya satu mata yang rusak, dan itu mungkin bisa diperbaiki jika ada pendonor retina yang cocok dengan retina putri Anda. Kami akan melakukan yang terbaik. 2jam lagi perbannya akan kami buka. Saya permisi dulu."terdengar suara seorang pria yang mungkin adalah dokter yang merawatku.
Aku menjadi stress dengan keadaan ini. 2 jam kemudian perbanku dibuka, Aku dapat melihat dengan sebelah mata, tapi jarak pandang dan ketajaman mataku berkurang, sedangkan yang satunya lagi sudah rusak total. Hanya donor retina yang bisa menyembuhkannya. Ayah berusaha mencari orang yang baik untuk mendonorkan retinanya untukku. Katanya biasa kalo ada orang yang mau meninggal ato baru saja meninggal bisa menyumbangkan retina untukku. Tapi sudah seminggu tetap belum ada kabarnya.
Saya tiba-tiba berpikir tentang Hendrik, dia yang tau pasti kejadian ini, karena dia yang mengejar diriku, namun kenapa dia tidak datang...
"Iya tentu nak Hendrik yg bawa kamu ke sini. Dia terlihat galau sekali mengangkat tubuhmu yang sudah terkulai lemas... Tapi setelah itu dia belum datang..."
Teringat olehku pada hari keempat aku sadar, ada seorang laki-laki datang mengunjungiku, tapi aku tak tahu siapa itu, karena terlihat samar-samar.
Minggu kedua, ada kabar gembira, seseorang yang tak mahu disebutkan namanya mau mendonorkan retina matanya untukku. Yang aku tahu, dia sudah sekarat dan berniat untuk berbuat baik di penghujung hidupnya. Kata dokter retinanya cocok. Aku merasa bahagia. Terlintas olehku hal-hal yang ingin aku lihat setelah menjalani operasi ini. Kata dokter setelah operasi itu, mata sebelah kiri akan diganti retinanya, sedangkan yang sebelah kanan akan dilaser untuk mengurangi minus pada mataku, sehingga bisa normal, atau paling tidak bisa melihat dengan menggunakan kacamata.
Operasi dilakukan dan berlangsung sukses. Kedua mataku dinyatakan sehat. Tentunya itu membutuhkan biaya yang super duper besar. Untungnya ayah adalah orang yang cukup berada. 3hari setelah operasi, perbanku dibuka. Terlihat terangnya dunia yang kurindu selama 3minggu ini. Bahagianya diriku. Setelah berbahagia ria dengan keluargaku, aku menanyakan tentang pendonor yang memberiku retina. Tapi tak ada satupun orang di rumah sakit itu yang mau memberitahukannya kepadaku. Untuk privasi pendonor katanya. Tapi aku yakin dia bukanlah orang yang sekarat dan mau mati. Karena tidak ada orang seperti itu di rumah sakit ini..
Terlintas dipikiranku sosok Hendrik. Kemana dia, katanya cinta, tapi kenapa dia menghilang dari hidupku. Aku kesal dengannya.
"Katanya sayang, katanya cinta. kenapa dia menghilang begitu saja. Dasar lelaki sama aja. Saat dibutuhkan pada lari..."pikirku dalam hati.
Hariku berjalan normal. Sudah 2minggu aku kembali beraktivitas dalam perkuliahan. Segalanya menjadi normal. Kecuali satu, Hendrik. Dia tidak terlihat lagi. Blackberrynya pun hanya berstatus "bb off". Rasa penasaran menuntunku ke kampusnya. Berharap bisa bertemu dengannya dan menanyakan alasan dia tidak mencariku. Tapi yang kudapat adalah berita buruk. Dia cuti dari kuliah selama setahun. Tak ada yang tahu alasannya. AKu pun menjadi pusing dengan keadaan seperti itu.
Kecewa dan gelisah membuat aku menyerah mencari sosok Hendrik, dan segera pergi. Saat itu lah aku bertemu Rico, yang juga teman baiknya. Aku ingin menamparnya, tapi sebelum sempat, dia langsung menghentikan aku dan berkata...
"Stopp, maafkan aku Erlina, tolong dengarkan aku dulu. Ada yang mau kubicarakan tentang Hendrik..."
Aku menahan emosi dan berusaha mendengarkan ceritanya
"Aku tak tahu kalo kamulah orang yang dicintai oleh Hendrik. Yang aku tahu dia suka dengan cewe di kampus kamu. Aku juga tidak curiga saat dia terus menasihatiku agar tidak mempermainkanmu. Tapi setelah kejadian itu, dia akhirnya menceritakan segalanya kepadaku. AKu memang bejad, tapi kalau saja saat itu aku tahu orang yang dia cintai adalah dirimu, aku ga akan melakukan hal seperti itu kepadamu..." jawab dia serius
"Jadi dimana dia..." sahutku sembari menangis...
"Aku tak tahu, sama sekali tak ada kabar, blackberrynya sudah dijual, dan aku tak tahu lagi dimana dia sekarang. Dia sudah tak ada di kostnya. Hanya saja dia ada meninggalkan sebuah amplop untukmu. Dia menyuruhku memberikannya kepadamu kalo bertemu kamu nantinya." kata Rico sambil memberikanku sebuah amplop.
Dia pergi meninggalkan aku yang masih terisak-isak. AKu duduk di taman kampus. Membuka amplop tersebut. Di dalamnya ada sebuah foto, foto yang diambil saat aku berada di taman Kota bersamanya pada hari dimana kejadian maut itu terjadi. Dan ada sepucuk surat...
"
Maafkan AKu. Jika saat itu aku lebih cepat sedikit, maka semua tidak akan terjadi..
Itu semua adalah salahku..
Aku tak dapat melakukan apa-apa untukmu.
Aku tidak berguna...
Tak ada yang bisa kulakukan untuk membuktikan cintaku...
Kehadiranku hanya menjadi beban hidupmu...
Dulu aku hanya berpikir...
Berpikir bahwa aku bisa membuat kamu Bahagia...
Aku Berusaha selalu ada untukmu...
Berusaha mnjadi penasihat yang baik...
Pendengar yang baik...
Aku tidak pernah meminta apa-apa...
yang aku minta...
HANYA SEBUAH PELUKAN...
Tak ada hal lain yang bisa aku lakukan...
AKu sudah berusaha sekuat tenaga...
Tapi tenang, kamu akan bebas sekarang...
Kamu ga perlu marah-marah lagi deh pokoknya...
Semoga kamu cepat sembuh yah...
dan Cepat menemukan seorang Pangeran yang cocok...
Sahabat sejatimu,
Hendrik...
P.S. : Ada foto di dalam amplop, untukmu
Semoga senyuman itu ga akan Hilang...
Dari wajahmu, PUTRIku
"
Aku menangis, kecewa kenapa dia pergi begitu saja meninggalkan diriku. Apa salahku. Kuambil foto itu, dibaliknya terdapat sebait puisi...
Mungkin ini memang jalan takdirku
Mengagumi tanpa dicintai
Tak mengapa bagiku asal kau pun bahagia
Dengan hidupmu, dalam hidupmu
Mengagumi tanpa dicintai
Tak mengapa bagiku asal kau pun bahagia
Dengan hidupmu, dalam hidupmu
Telah lama ku pendam perasaan itu
Menunggu hatimu menyambut diriku
Tak mengapa bagiku cintaimu pun adalah
Bahagia untukku, bahagia untukku
Menunggu hatimu menyambut diriku
Tak mengapa bagiku cintaimu pun adalah
Bahagia untukku, bahagia untukku
Ku ingin kau tahu diriku di sini menanti dirimu
Meski ku tunggu hingga hujung waktuku
Dan berharap rasa ini kan abadi untuk selamanya
Dan izinkan aku memeluk dirimu kali ini saja
Tuk ucapkan selamat tinggal untuk selamanya
Dan biarkan rasa ini bahagia untuk sekejap saja
Meski ku tunggu hingga hujung waktuku
Dan berharap rasa ini kan abadi untuk selamanya
Dan izinkan aku memeluk dirimu kali ini saja
Tuk ucapkan selamat tinggal untuk selamanya
Dan biarkan rasa ini bahagia untuk sekejap saja
Aku terpukul, berpikir kalau harus melepasnya pergi. Dia tak pernah pergi, dia tak pernah menyerah meyakinkan diriku bahwa dia menyayangiku. Sekarang saat aku yakin, Dia malah pergi meninggalkanku. Tuhan itu kejam, kenapa DIA tidak memberiku kesempatan mencintai dan dicintai...
*****************************************************************
Yah segalanya telah terjadi. Kisahku mungkin menjadi sebuah pelajaran berarti bagi orang lain. Sudah setengah tahun aku hidup dalam kesedihan. Aku berusaha bangkit. Menghadapi hari esok.
Suatu sore aku berjalan pergi ke Taman Kota. Tempat dimana Hendrik mengambil fotoku yang selalu kusimpan dan kubawa kemanapun aku pergi. Aku duduk sendiri termenung. Tak sengaja aku melihat sesosok lelaki. Memakai sweater dan memakai kacamata hitam. Postur tubuh dan paras wajahnya sangat mirip sekali dengan Hendrik.Dia sedang melihat sesuatu. Dengan diam-diam aku mendekati dia karena penasaran. Tiba-tiba kertas yang ia pegang terbang dan mendarat tepat di kakiku. AKu memungutnya dan terkejut karena gambar yang kulihat adalah foto diriku. Sama percis dengan foto yang difoto oleh Hendrik.
Aku melihat ke arahnya. Dia tampak sedang mencari-cari foto tersebut. Tiba-tiba kacamatanya terjatuh, Tampak wajah Hendrik dengan satu mata ditutup dengan eyepatch. Aku berlari memeluknya. Dia terkejut. DIa melihatku...
"Kok kamu ada di sini."sahutnya hangat..
"ga kenapa-kenapa koq, kenapa dengan matamu..." sahutku heran sembari membuka eyepatch...
"Tak ada yang bisa kulakukan. Hanya ini yang bisa kulakukan agar kamu bisa tetap bahagia dan menjalani hidup dengan normal..."
Aku tak dapatberkata apa-apa. Ternyata dialah yang mendonorkan retina matanya untukku..
"Kenapa kamu melakukannya, kenapa begitu bodoh mempertaruhkan hidupmu untukku...."
"Simple saja, karena aku sayang ama kamu... AKu tidak mengharap apa-apa.. Asal kamu bahagia saja sudah cukup...."
"Kamu kira dengan pergi dari hidupku membuatku bahagia. AKu Memang telat menyadarinya, tapi sekarang aku yakin kalau aku juga sayang ama kamu. Aku tak mahu kehilangan kamu....."
Seruku dengan terisak...
"Betulkah, jika begitu aku tak akan meninggalkanmu lagi....."
"Apa yang bisa kulakukan untuk membalas semuanya..... "
"Aku tidak meminta apa-apa. Aku hanya berharap bisa menjadi Pangeran dalam hidupmu...."
"Kamu Adalah Raja dalam hidupku saat ini....." sahutku
"Dan........"
"Dan apa?"kataku heran.....
"Dan satu hal kecil lagi yang kuinginkan......
"HANYA SEBUAH PELUKAN....."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar