Feel Free To Read It

Kami Datang... Belajar... Dan Melayani
We Came... Learn.. And Serve

Rabu, 23 Februari 2011

You Makes Me Crazy... Part 3

Terkadang seseorang tak menyadari kehadiran cinta yang pada kenyataannya sudah merasuki dirinya sendiri. Seperti dalam diri Serina yang secara tak Ia sadari Ia mulai menyukai sosok Benny. Tapi harga diri serta komitmen menutupi semuanya.

Hari itu, Benny berniat untuk pergi menuju rumah Serina. Dia ingin menunjukkan tugasnya yang sudah selesai 100% dan akan berencana menembaknya. Dia mneyiapkan sepasang cincin untuk diberikan kepada Serina. Di lain sisi Serina berniat mengakhiri segala kepalsuanya sebelum dia terjerumus lebih dalam dengan perasaan sukanya terhadap Benny.

Benny : “Ser, wa ke rumah lu yha, mau nunjukkin sesuatu....”

Serina : “waduh, w juga mw ngomong seh, tapi jangan di rumah gwa deh, ketemuan aja yha....”

Akhirnya mereka janjian bertemu di taman tempat mereka bertemu. Dengan gembira Benny mempresentasikan tugasnya kepada dosen cantik pribadinya. Dengan serius dia menjelaskan secara detail tugasnya yaitu sebuah software. Serina yang makin merasa risih untuk berkata jujur hanya dapat diam dan tersenyum. Lalu dalam kecerewetan Bennt, Serina berkata...

“Benn,”

“Ya, napa ser?” sahut Benny

“Gua mau jujur. Selama ini, gua ga punya perasaan apa-apa ma elu. Niat gua dari awal Cuma mw ngerjain cowo-cowo playboy kayak elu yang Cuma nyakitin hati cowo.” Sahut Serina tanpa basa basi.

“Maksudnya?” kata Benny “ apa ini...”

“Elu lulus dengan nilai cumlaude pun ga akan gua terima jadi cowo gua. Elu gimanapun berubahnya, tetap elu playboy, ga akan berubah.” Sahut Serina memotong pembicaraan Benny.

“Ohh gitu, selama ini elu ngerjain gua? PUAS elu? Gua dah nyiapin segalanya dengan sempurna, hanya untuk membuktikan kesungguhan gua. Gua bener-bener suka ma elu, bahkan gua dah menyiapkan cincin untuk elu, tapi malah tamparan yang elu kasi”

“Maafin gua,...” Serina berbalik, sebenarnya dia sudah tidak bisa menahan air mata. Dia sebenarnya sakit mengatakan semuanya. Dia berlari meninggalkan Benny, tanpa disadari dia menyebrangi jalan tanpa melihat keadaan sekitar... Dan.......

***
Kisah Serina :

Serina mengalami luka serius, tapi dia dapat diselamatkan akibat darah yang didonorkan oleh Benny. Tapi Serina masuk dalam keadaan koma. Sampai suatu saat dia terbangun...


“Apa ini, Dimana aku?seru Serina kecil saat terbangun karena rasa sakit seperti digigit nyamuk dikarenakan sedang disuntik.

“Kamu sudah sadar nak?” sahut Ibu Serina. “Syukurlah.... Terima Kasih Tuhan...”

Aku bangun di sebuah rumah sakit. Sudah 3 bulan aku Koma. Tak terasa, seperti hanya tertidur selama semalaman. Kejadian 3 bulan lalu terasa seperti kemarin. Ibu menceritakan segalanya kepadaku, termaksud Benny yang memberikan darahnya yang secara ajaib cocok dengan darahku sampai batas yang benar-benar kritis. Hari itu, Benny pingsan karena memberikan Darah. Tapi menurut keterangan Dokter, Benny tidak dalam keadaan bahaya, Cuma lemas karena darah di dalam tubuh yang di bawah standard.

Aku merasa sakit karena tindakanku kepadanya. Tak kusangka dia mau berbuat sebegitu jauhnya untuk menolongku. Kata ibu, dia pernah memergoki Benny datang duduk di sampingku sambil menatapku.. Setelah beberapa hari setelah saya siuman, Dokter menyatakan saya sudah bisa dirawat jalan. Di saat akan berkemas untuk pulang, saya baru menyadari di jari manis saya, terdapat sebuah cincin, serta satu cincin lagi dikalungkan bersama sebuah kalung di leherku. Aku bertanya-tanya dengan diriku, siapa yang menaruhnya.

Pada saat akan berberes-beres ibu menemukan sebuah buku, yang di dalamnya berisi sebuah surat. Aku membukanya dan membacanya...


Dear Serina,

            Saat kamu membuka surat ini, adalah saat yang paling membuatku tenang, berarti engkau telah sadar dari tidur panjangmu. Maafkan Aku yang telah mengakibatkan segalanya terjadi pada dirimu.
            Aku benar benar mencintaimu, You Makes Me Crazy this time. Aku merubah semua yang buruk pada diriku, hanya untuk bisa berada dalam hatimu. Itu semua seharusnya bisa menunjukkan keseriusanku kepadamu. Tapi aku tak tahu bahwa seserius apapun diriku berubah tak akan menggetarkan hatimu. Tak apa, biarlah aku yang pergi dari hidupmu. Aku hanya berharap engkau bahagia dengan hidupmu. Dan jangan kawatir dengan diriku. Aku memaafkan segalanya, dan akan slalu mendoakan kebahagiaanmu.
Kamu pasti sudah menyadari Cincin yang ada di leher dan jari manismu bukan. Pakailah yang sudah terpakai di jarimu, dan berikanlah yg belum terpakai kepada orang yang dapat mencintaimu dengan tulus.

You have ever Come to MY LIFE...

          YOU MAKES ME CRAZY
                    But I appreciate It....

                             Thanks For Everything...

                   I LOVE YOU...





Air mata Serina tak tertahankan. Ia menyesal telah melepas seorang yang telah berubah sepenuhnya demi dirinya hanya karena alasan yang paling dibenci Serina, yaitu Cinta. Dia merasa bersalah dengan perbuatannya. Dia ingin meminta maaf kepada Benny. Itu adalah tekadnya, dan dia juga berharap hubungannya dengan Benny bisa diperbaiki.

Tapi Semua temannya di kampus tidak ada yang mengetahui keberadaan Benny setelah mereka lulus. Benny menghilang begitu saja. Tidak ada kabar dari dirinya. Terakhir kali temannya melihat Benny adalah saat Kelulusan.

Aku kecewa tak dapat menemukannya. Tapi walau bagaimanapun waktu akan terus berlalu. Sudah setengah tahun setelah aku bangun dari Koma. Aku masih terus mencari keberadaan Benny. Aku merasa ada bagian dari diriku yang menghilang. Suatu waktu pernah seorang teman menemukan Benny di suatu situs jejaring sosial. Namun dia tak pernah membalas panggilan dari temanku. Aku sempat membukanya dan melihat beberapa statusnya...

            “Life must go on, Dia tak menghilang dari pikiranku, tapi Aku mesti terus maju.”
            “Baru kali ini Aku merasa derita Cinta.. Mungkin ini balasan dari TUHAN”

Itulah beberapa tulisan dalam situsnya. Aku semakin terpukul.. Tapi aku telah menyerah. Semuanya telah terjadi. Aku sudah tak tahu harus mencarinya kemana. Aku berjalan tanpa arah sepanjang sore ini. Perjalananku berhenti di sebuah tempat yang tak asing bagiku. Taman Kota tempat aku bertemu dengan Benny. Aku berjalan mengelilinginya sekalian bernostalgia. Saat itulah aku melihat sesosok pria berpakaian Jas, duduk di sebuah bangku menatap dengan tatapan kosong. Dia BENNY!!!

Aku menghampirinya untuk meyakinkan diriku bahwa itu adalah dia. Aku lalu duduk di sampingnya tanpa ia menyadarinya...

“Mas bengong mas?”

“Enggak, tolong jangan ganggu saya, saya lagi ingin sendiri” sahutnya tanpa melihat siapa orang yang berbicara kepadanya..

“Ga sopan kali sih, diajak ngomong tapi ga lihat orang....”sahutku kesal

“Aku minta tolong jangan ganggu a........”kata-katanya terhenti setelah melihatku...”Serina?? Ke...Kenapa kamu bisa ada di sini...”

“Aku.. tak tahu, aku berjalan tanpa arah dan akhirnya berada di sini...”

“Ohhh...., maafkan aku... Aku harus pergi...” sahut Benny...

“Tunggu.... Kenapa mau pergi. Aku sudah mencarimu selama setengah tahun dan saat bertemu denganmu, kamu hanya ingin pergi begitu saja?”

“Maksudmu...?”

“Kamu dah kasi aku sepasang cincin, yang satu tetap aku pakai, dan yang satu lagi mesti kuberikan pada yang pantas memakainya bukan....”sahutku seraya melepas kalungku, mengambil cincin yang berada disana, lalu memasangkannya di tangan Benny...

”Kaulah orang yang pantas memakainya. Bukan karena kamu telah berubah, bukan juga karena kamu bukan Playboy seperti dulu.... Tapi Karena KAMU MEMBUATKU GILA.. I LOVE YOU.....”


............

Terkadang CINTA DATANG tanpa Kita SADARI dan bisa PERGI tanpa Kita SADARI juga.
Genggamlah segala yang ada dan Biarkan IA BERKEMBANG DALAM KENANGAN INDAH....


The End...

Selasa, 22 Februari 2011

Tuhan Menghubungkan Kami

 
- Tuhan hadir dalam hal-hal kecil – Ludwig Mies van der Rohe
Aku dan Lisa, istriku, bekerja keras untuk memajukan koran mingguan bertiras kecil yang kami terbitkan di Guthrie, Oklahoma. Kami curahkan tenaga dan pikiran kami demi suksesnya koran itu. Aku menulis, Lisa menjual iklan. Sering kami bekerja sampai lewat tengah malam ketika seluruh penduduk kota dan anak-anak kami tidur.
Pada malam seperti itu, kami naik ke tempat tidur hanya untuk turun lagi beberapa jam kemudian. Aku makan sereal, minum segelas besar soda, kemudian berangkat ke percetakan di Oklahoma City. Lisa mengurus kelima anak kami, menyiapkan tiga yang terbesar pergi ke sekolah dengan kantong bekal makan siang di tangan mereka. Aku terlalu letih dan enggan menyetir. Lisa terlalu letih dan enggan melakukan apa saja.
“Suhu tujuh puluh derajat, matahari bersinar cerah. Hari baru yang indah,” disc jockey berceloteh riang di radio mobil. Aku tidak mempedulikannya.
Tapi, aku tak bisa mengabaikan pengaruh segelas besar minuman ringan. Kepalaku pusing. Aku sadar, aku takkan sanggup menyetir sampai ke kota. Karenanya, kupinggirkan mobilku ke tempat istirahat di tepi jalan raya negara bagian, hanya beberapa mil dari rumah kami.
Sementara itu, dalam keadaan sangat letih, Lisa melakukan tugas yang itu-itu juga : menelepon perusahaan-perusahaan peelayanan masyarakat, menjelaskan mengapa kami terlambat membayar dan memohon perpanjangan aliran air panas dan pendingin udara sehari lagi. Setelah itu dia mencari nomor telepon dan menghubungi perusahaan listrik.
Ketika turun dari mobil di tempat istirahat, aku mendengar telepon umum di situ berdering. Aku satu-satunya orang yang ada di situ, tetapi aku memandang ke sekelilingku. “Tolong angkat teleponnya,” aku berteriak, persis seperti di rumah.
Ini pasti salah sambung yang paling ajaib, pikirku. Kemudian kudengar diriku berkata, “Mengapa tidak?” Aku berjalan mendekati pesawat telepon itu lalu mengangkatnya.
“Halo?” kataku.
Hening. Disusul jeritan.
“Thom! Sedang apa kau di perusahaan listrik?
“Lisa? Kenapa kau menelepon telepon umum di pinggir jalan raya?”
Kami sama-sama mengucapkan, “aku tak percaya” dan “ini aneh dan seram.” Aku membayangkan Rod Serling tiba-tiba lewat, pergi ke Twilight Zone.
Kami meneruskan bicara, seruan-seruan kami berubah menjadi percakapan. Percakapan yang tidak tergesa-gesa, yang nyata, tanpa diinterupsi, dan yang pertama setelah sekian lama. Kami bahkan bicara tentang tagihan listrik. Aku menyuruh Lisa tidur sebentar, dia mengingatkan aku agar mengenakan sabuk pengaman dan menghilangkan pengaruh soda di kepalaku.
Tetapi, aku tak mau memutuskan hubungan, Kami sama-sama mengalami pengalaman yang menakjubkan. Meskipun nomor perusahaan listrik dan telepon umum itu hanya beda satu digit, keberadaanku di sana ketika Lisa menelepon adalah kemungkinan yang amat sangat kecil. Kami percaya Tuhan tahu bahwa pagi itu, di atas segalanya, kami perlu mendengar suara pasangan kami. Dan, Tuhan menyambungkan kami.
Kejadian itu merupakan awal dari perubahan-perubahan halus yang terjadi di keluarga kami. Kami heran, bagaimana kami telah begitu mengabdikan diri pada pekerjaan kami dan menyerahkan anak-anak kami kepada orang lain untuk mengantar mereka tidur. Bagaimana mungkin setiap pagi aku duduk di meja makan, di seberang istriku, tanpa mengucapkan selamat pagi?
Dua tahun kemudian, kami meninggalkan bisnis yang telah begitu mendominasi hidup kami. Aku mendapat pekerjaan baru di perusahaan telepon. Siapa bilang Tuhan tidak punya rasa humor?
Thom Hunter





Tak Pernah Tua

“selama seseorang bisa mengagumi dan mencintai, orang itu akan muda selamanya.”

Pablo Casals

Sesuatu yang sangat aneh terjadi dalam dua puluh enam tahun perkawinanku. Orang tuaku menjadi tua. Anak-anak kami telah siap meninggalkan rumah dan hidup mandiri. Tetapi aku tidak bertambah tua. Aku tahu tahun demi tahun berlalu karena aku bisa merasakan kehilangan-kehilangan yang kualami. Celana jeans nomor dua belas sudah tidak muat dan sepatu bertumit tinggi sudah lama tersingkir. Wajah gadis muda yang penuh semangat dan siap menerima tantangan sudah tak ada lagi. Tetapi, seperti Tinkerbell, aku tidak pernah menjadi tua. Karena bagi mata dan jiwa suamiku … aku masih tetap, dan akan selalu tetap … berumur delapan belas, masih lincah dan penuh semangat seperti pada hari ketika kami pertama kali bertemu.

Dia masih memanggilku “cutie” (si mungil yang menggemaskan), mengajakku nonton film-film seram dan duduk di bioskop di antara remaja-remaja yang menjerit-jerit. Kami berpegangan tangan dan makan popcorn dari wadah yang sama, persis seperti yang kami lakukan bertahun-tahun lalu. Kami masih suka mengejar mobil pemadam kebakaran, makan di restoran-restoran murah dan mendengarkan musik rock and roll tahun 60-an.

“Kau pasti kelihatan keren memakai pakaian seperti itu.” kata suamiku sambil menunjuk seorang gadis cantik yang sedang melenggang di mall. Rambutnya pirang, terurai indah sampai ke punggungnya. Dia mengenakan tank top dan celana super pendek. Apakah sudah kukatakan bahwa dia kira-kira berusia dua puluh tahun? Aku ingin tertawa keras-keras, tetapi aku menahan diri. Suamiku tidak bercanda.

Setiap bulan Juli, dia mengajakku nonton country fair -pasar malam-.

Pada malam yang panas di musim panas, kami berjalan-jalan di tanah lapang yang berdebu, menikmati suasana. Kami makan jagung bakar, dia membelikan aku souvenir murahan. Penjaga permainan lemparan berhadiah memanggil-manggil dari kios mereka sepanjang jalur tengah. Suamiku membidik dan melemparkan pasir ke papan yang dari rangkaian balon, setiap tahun dia mencoba memenangkan hadiah berupa boneka beruang raksasa. Ketika orang-orang lain seusia kami beristirahat di bangku-bangku, kami malah naik roller coaster. Mendaki ke puncak, lau tiba-tiba menukik, sambil berpegangan tangan ketika roda roller coaster berderit-derit di putaran terakhir. Ketika pasar malam hampir tutup,kami sampai di tempat favorit kami, di puncak kincir Ferris. Kami berdua menjilati sebatang arumanis merah jambu dan memandang lautan cahaya lampu neon warna-warni yang terbentang di bawah kami.

Kadang-kadang aku berpikir apakh dia sadar kalau aku sudah melewati empat dekade. Bahwa anak-anak yang dulu kukandung kini mungkin punya anak sendiri. Apakah dia tidak melihat helaian abu-abu yagn mulai bermunculan di rambutku? Kerut-merut di sekitar mataku? Apakah dia bisa merasakan kerapuhanku? Apakah dia mendengar derik lututku kalau aku membungkuk? Aku memandangi dia… yang memandangiku … dengan mata mudanya yang nakal, dan aku tahu bahwa dia tidak menyadari itu semua.

Kadang-kadang aku membayangkan, di manakah kami empat dekade dari sekarang? Aku tahu, kami masih akan tetap bersama, tetapi di mana? Di panti jompo? Tinggal bersama anak-anak kami? Anehnya, bayangan-bayangan itu tidak cocok. Hanya ada satu gambar yang jelas sekali dan tidak pernah berubah. Aku memejamkan mata dan melihat jauh ke masa depan … aku melihat kami … seorang lelaki tua dan kekasihnya yang manis dan muda. Rambutku sudah putih. Wajah suamiku penuh kerut merut. Kami tidak duduk di depan sebuah gedung, melamun dan memandangi kehidupan yang berlangsung di sekitar kami. Sebaliknya, kami duduk di puncak kincir Ferris, bergenggaman tangan dan berdua menjilati satu arumanis merah jambu di bawah cahaya bulan di bulan Juli…

Shari Cohen

Jumat, 18 Februari 2011

Lahir Kosong, Mati juga Kosong

Ketika lahir, kita tidak membawanya ke dunia ini; dan ketika meninggal pun, kita tidak bisa membawanya pergi.
Arti dan makna peribahasa ini ingin menasihati, menyadarkan kita agar tidak hanya fokus kepada uang dan kekayaan semata, apalagi menganggapnya sebagai segala-galanya. Dengan demikian ketika kita kehilangan uang, harta benda, tidak akan terkungkung dalam kesedihan dan penderitaan. Karena ketika lahir, kita tidak membawanya ke dunia ini, maka apa pun yang bisa kita capai dan peroleh pada waktu yang lalu, pasti bisa didapatkan kembali pada saat ini maupun pada masa-masa yang akan datang.
Kita mesti menyadari masih ada kekayaan lain yang lebih berharga, lebih bernilai dan lebih permanen yang justru bisa digunakan untuk mencari uang itu sendiri, seperti kesehatan, keahlian, dan semangat.
Cerita:
Alkisah seorang pria setengah baya yang mengalami stress berat dan hampir bunuh diri karena bisnisnya gagal dan semua tabungannya ludes.
Lalu, ia dibawa ke ahli phisikolog. Dengan mulut komat-kamit, ia berkata, “Saya telah habis…… saya telah habis…. dan habislah saya………”
Seperti orang yang bengong, kehilangan akal, namun ia masih sempat mengeluh.
“Semua yang saya rintis dari awal, lenyap seketika. Uang bermiliar-miliar yang saya kumpulkan menguap bagaikan gas. Tidak ada artinya hidup ini lagi ….. saya benar-benar sudah habis …benar-benar habis…. dan habislah saya.”
Setelah itu, ia tertunduk lesu. Air matanya seakan-akan tak tertahankan dan mulai membasahi kedua pipinya. Dari raut mukanya terlihat kesedihan yang amat mendalam.
Lalu dengan tenang, sang phisikolog yang dari tadi sengaja memberikan kesempatan kepada pria itu untuk mengeluarkan segala unek-uneknya, lalu bertanya, “Apakah kamu masih bisa melihat?”
“Bisa.”
“Apakah tangan dan kaki kamu masih bisa digerakkan?”
“Bisa.”
“Apakah otak kamu masih bisa berpikir?”
“Bisa.”
“Kalau begitu, kamu belum habis, masih tersisa begitu banyak aset-aset produktif.”
Dengan bahasa mandarin yang fasih, Phisikolog tersebut berkata,
Lalu ia bertanya kepada pemuda yang mulai menyadari kekeliruannya itu, “Ketika kamu dilahirkan, apakah sudah mempunyai uang?”
“Tidak”
“Apakah kamu akan membawa uang ini ke liang kubur?”
“Tidak”
“Jadi tidak ada yang habis……”, lanjut Phisikolog tersebut menyakinkan.
Oleh sebab itu jangalah terlalu bersedih bila gagal atau kehilangan jabatan, posisi, uang atau harta benda.
Berjuang kembali dengan semangat dan keyakinan seperti dulu!
“Kesuksesan pasti bisa diraih kembali”
Salam sukses untuk Anda
Leman
Penulis buku 50 Chinese Wisdoms

You Makes Me Crazy... Part 2

Kisah Sang Gadis:


YOU MAKES ME CRAZY...!!

Datang dalam hidupku.. Sekarang meninggalkan diriku sendiri hancur dalam kesendirian.. Namaku Serina, aku baru saja putus dengan pacarku. Kami sudah menjalin hubungan selama 3 tahun dan semuanya hancur hanya karena sifat buruknya, yaitu emosi dan sikap playboy yang berlebihan. Dia selingkuh dengan beberapa cewek di belakangku selama ini. Sekarang aku pasrah terhadap hidup. Aku juga punya keyakinan bahwa semua cowok itu bejat dan bajingan. Yang saya lakukan sekarang adalah fokus terhadap kampus.

Aku mau tidak mau harus pindah kampus karena ortu juga pindah karena harus mengelola cabang dari perusahaan tempat bokap bekerja. Dengan perpindahan ini, saya juga berharap bisa melupakan segala masalah yang terjadi dalam hidupku. Dan untuk menghindari para cowok bejad, aku selalu memakai kacamata besar, berdandan jelek, agar tak menjadi prhatian para cowok di kampus. Aku melakukan itu karena di kampus tempat aku belajar sekarang terdapat genk cowok playboy yang tak punya masa depan. Setidaknya menghindari mereka untuk menyelamatkan diri sendiri adalah cara terbaik saat ini.

~~~~~~~~~~
Sudah setahun lebih saya memakai kedok gadis jelek di kampus, saya sudah bisa bangun dari keterpurukan. Saya berusaha hidup untuk menunjukkan kepada dunia, saya Serina gadis yang kuat.

Saat itu saya sedang jogging di sebuah taman kota. Sedang asyik-asyiknya jogging, saya merasa diikuti oleh seseorang. Saat itu saya sedang tidak berdandan menor, asli penampilan sesungguhnya. Saat saya mengecek ternyata dia adalah salah satu cowok playboy dari kampusku. Sesaat merasa takut, tapi akhirnya niat jahatku muncul, aku ingin mengerjai dia, menghancurkan hati seorang playboy seperti orang yang dulu pernah menyakitiku. Kupelankan lariku agar dia bisa menyusulku.

“Jogging juga yah bu?”sahut sang cowo memulai aksi bengisnya

“Ibu? Mang aku tua banget ampe dipanggil ibu?”jawabku seadanya dan berpura-pura bego.

“Nga sih. Malah seperti berlian di antara lumpur-lumpur. Skali lihat langsung bercahaya..”

“Ishhh, sorry lah ya.. Sapa sih? Datang-datang SKSD....!”

“Marah koq senyum-senyum. Aku bukan SKSD, tapi aku tertarik aja waktu lihat gadis cakep jogging sendirian. Biar ga SKSD, kenalan dulu lahhh...”mulailah dia bergombal ria

“Idiiihh PeDe amet, ngajak kenalan lagi... Ga mau.... bweeekkk..” sahutku berpura-pura manja

“Cakep-cakep tuh mesti baik hati, jangan sewot dunk. Oh yha, gue Benny. Boleh tau nama sang Tuan Putri?”


“ENNNNGGGGAAAAAKKKK....! BWEEkkkk...!” sahutku seraya mempercepat lariku sengaja aku berbalik dan menyebutkan namaku kepadanya, “Nama Gue Serina...!!!!”

“ Anak mana??!”balas dia

“Sekampus ama elu dodol, cari aja sendiri....” sahutku langsung berlari meninggalkan dia dalam kebingungan. Aku merasa bahwa menyebut namaku tidak akan berpengaruh apa-apa. Jika dia mencariku, pasti dia hanya akan bertemu gadis jelek bukan gadis yang sekarang ini.

Keesokan harinya aku terkejut, karena semua mahasiswa tampak berbisik-bisik, semua mencari yang namanya Serina yang “cantik”, terkadang mata mereka menatap ke arahku, lalu akhirnya bergeleng-geleng. Tak kusangka efeknya sebegitu besar, sampai hampir satu kampus juga sibuk mencari SERINA...

Aku hanya bersikap cuek. Membiarkan semuanya sibuk sedangkan aku santai mempelajari apa yang harus kupelajari. Terakhir kali aku mengetahui bahwa Benny adalah mahasiswa yang sudah akan lulus dan sedang bersiap-siap menghadapi meja hijau. Tapi di mataku dia tidak akan mempersiapkan apapun, orang dengan modal seperti dia tidak punya minat belajar.

Sepulang kampus, aku berencana membeli beberapa peralatan rumah. Merasa gerah dengan semua aksesoris yang kupakai, aku meminjam toilet market itu untuk melepas semuanya. Toh g ada yang akan nyadari kehadiran aku. Setelah kembali ke wujud asliku, aku keluar dan terkejut melihat Benny sudah di depan menungguku dan menatapku sambil tersenyum...

“Ohhh taktik menyamarnya kebongkar... hahahaha” serunya seperti anak-anak yang dapat permen


“Wew kamu buntutin aku ya, aku lapor polisi baru tahu...”sahutku pura-pura manja


“Eits jangan dunk,  aku kan Cuma penasaran, abiznya kamu bilang sekampus ama aku, jadi langsung penasaran.”


“Sekarang dah tahu mau apa??” seruku sembari berpikir mau dengan cara apa membuat lelaki bejat ini kapok.


“Ngajak makan lah, pas aku lagi lapar.”

Aku berpikir ini lah kesempatan untuk mengerjain dia. Lalu aku iyakan aja ajakan dia untuk out. Dari sana kami menjadi saling kontek karena dia meminta nomor pin serta no teleponku. Aku sendiri tidak mau terpancing gombalannya, walaupun lama kelamaan dia mengurangi gombalannya dan kadang berbicara seperti seorang pria padahal adalah seorang bejat yang hanya ingin merusak hati wanita.

Suatu hari dia menembakku, praktisnya aku menolaknya. Dan pada saat itu muncul ide untuk membuat dia menjadi budak cintaku.

“Aku ga bisa pacaran ama sembarang cowo dunk. Aku mau cowo yang bermutu dan berkualitas.”seruku berpura-pura polos


“gimana cara nunjukkin aku itu bermutu?”


“Gampang, satu kamu mesti pinter, kan dah mau meja hijau. Tunjukkin kamu bisa lulus dengan usaha kamu sendiri. Dua hilangkan sikap playboy kamu, mank kamu kira aku ga tahu prestasi kamu di kampus. Tiga cari kerjaan yang bagus, mank kalo ga kerja tar mau gimana pacaran...”kataku memberi cara cara yang aneh, berpikir dia tidak akan melakukannya, setidaknya bila dia melakukannya dia tidak akan berhasil dengan keadaan seperti ini.


“Wah susah juga, tapi aku akan menerima tantanganmu...”

Setelah itu, hal menakjubkan terjadi, dia benar-benar berubah, aku mau tak mau selalu membimbing dia sebagaimana kesepakatan bersama. Dia bahkan sudah menyiapkan 75% tugas akhirnya dalam tempo 2bln, bahkan menurutku itu merupakan tugas yang sangat brlilian. Terkadang aku kagum dengannya, tapi dengan cepat aku menghilangkan perasaan itu, takut untuk terjebak kedua kalinya...

Tapi apakah aku bisa mempertahankan semuanya, atau malah aku tak tahan lalu jatuh ke dalam dunia miliknya....

You Makes Me Crazy... Part 1

Kisah Sang Pria:


YOU MAKES ME CRAZY...!!

Itu yang selalu kukatakan saat aku mulai suka terhadap seorang wanita... Aku Benny, seorang mahasiswa yang sedang mempersiapkan diri menghadapi meja hijau di sebuah sekolah tinggi swasta. Bisa dibilang aku tidak seperti mahasiswa pada umumnya, yang kulakukan hanya bersenang-senang saja. Bahkan dalam menghadapi meja hijau yang kurang dari setahun lagi aku pun masih belum mempersiapkan apapun.

Di kampus aku terkenal dengan ke-PLAYBOY-anku. Bahkan para dosen juga sudah sering geleng-geleng kepala. Aksiku ini terkadang membuat jengkel beberapa temanku, tapi ada juga yang malah setuju dengan sikapku dan berlaku sama sepertiku. Seringkali aku mendapat nasihat dari teman-teman tentang sikapku ini,tapi tak pernah aku hiraukan sama sekali..

Sekarang ini aku sedang jalan dengan seorang cewek yang terbilang terkenal di kampus kami. Sudah 3 bulan kami menjalin hubungan, termasuk salah satu cewek yang paling lama aku pacari. Biasanya usia hubunganku dengan cewek tuh 1 bulan aja. Walaupun begitu, sang cewek sayang banget dengan aku, dia setiap hari merepet hanya untuk menyuruhku berubah dan mulai bersikap positif. Terkadang sempat terpikir olehku untuk berubah, tapi niat jahat selalu mengurung sisi positifku.

Suatu pagi aku bertemu seorang cewek yang di sebuah taman kota. Cewek itu sangat menarik perhatianku, niat untuk mengeluarkan jurus maut langsung keluar dari otakku. Rasa ingin memiliki menghantui otakku. Kudekati gadis itu. Dia yang menyadari kehadiranku, merasa risih sedangkan aku berpura-pura seakan seperti pengunjung taman lainnya. Aku melihat kearahnya, dia membalas dengan tatapan ragu.

“Jogging juga yah bu?”sahutku memulai aksi

“Ibu? Mang aku tua banget ampe dipanggil ibu?”

“Nga sih. Malah seperti berlian di antara lumpur-lumpur. Skali lihat langsung bercahaya..” sahutku bercanda...

“Ishhh, sorry lah ya.. Sapa sih? Datang-datang SKSD....!” sahut dia sambil tersenyum

“Marah koq senyum-senyum. Aku bukan SKSD, tapi aku tertarik aja waktu lihat gadis cakep jogging sendirian. Biar ga SKSD, kenalan dulu lahhh...”

“Idiiihh PeDe amet, ngajak kenalan lagi... Ga mau.... bweeekkk..” seru dia sambil mengejekku.

“Cakep-cakep tuh mesti baik hati, jangan sewot dunk. Oh yha, gue Benny. Boleh tau nama sang Tuan Putri?”


“ENNNNGGGGAAAAAKKKK....! BWEEkkkk...!” sahut dia setengah menjerit, tapi tak nampak marah senyum-senyum manyun sembari berlari lebih kencang meninggalkan aku. Aku masih mengejar tapi tak menyamakan kecepatan. Terlihat dia berbalik melihat ke arahku dan menjerit, “Nama Gue Serina...!!!!”

Aku hanya tersenyum lalu menjerit, “ Anak mana??!”

“Sekampus ama elu dodol, cari aja sendiri....”

Sekampus?? Pikirku heran, tidak ada bidadari yang tidak aku ketahui di kampusku, dan bila dia tahu bahwa dia sekampus ama aku, berarti dia pernah bertemu dengan aku. Tapi di mana? Gue ga pernah ngerasa pernah bertemu dengan cewek cakep kek dia... Aneh...

Besoknya gue mencari info tentang Serina, dan yang membuat terkejut, Serina yang ada hanya seorang cewe dengan kacamata yang tebalnya 20cm kali, rambut ikal 2, kek film betty la vea. Gue sih sering ketemu neh cewe, tapi ga tau namanya. Tapi gua perhatiin posturnya mirip Serina yang kemaren gua temuin. Aku berpikir apakah ini memang Serina yang menyamar menjadi monster?

Sepulang kuliah, aku mengikuti Serina jelek itu, Dia pergi menuju sebuah market dekat kampusku. Di dalamnya aku melihat dia menuju ke Toilet. Aku pun langsung berpura-pura mencari sesuatu sembari menunggu dia keluar dari toilet. Betapa terkejutnya aku, setelah menunggu 5 menit, yang keluar adalah Serina yang cakep, kecurigaanku bahwa dia menyamar terbukti. Aku langsung menghampirinya.

“Ohhh taktik menyamarnya kebongkar... hahahaha” sahutku...

“Wew kamu buntutin aku ya, aku lapor polisi baru tahu...”

“Eits jangan dunk,  aku kan Cuma penasaran, abiznya kamu bilang sekampus ama aku, jadi langsung penasaran.”

“Sekarang dah tahu mau apa??”

“Ngajak makan lah, pas aku lagi lapar.”

Dia mengiyakan ajakan aku, langsung pada saat itu juga saya ngajak dia ke mall terdekat, dan lunch di sana. Sejak saat itu, aku memutuskan hubungan dengan pacarku, dan semakin dekat dengan Serina. Mulai dari tukeran pin BB, hingga telpon-telponan setiap malamnya.

Sampai suatu saat, aku merasakan sesuatu yang aneh. Saat ini aku merasa benar-benar telah jatuh cinta kepada seseorang. Tak pernah aku merasa begini dengan seorang wanita. Kenapa? Karena dia menunjukkan semuanya kepadaku, kepintarannya, kebaikan hati, serta keluguannya. Semuanya dia sembunyikan dengan sebuah kacamata dan rambut ikal. Dia melakukan begitu supaya semua orang tak fokus dengan dirinya, sehingga dia malah fokus dengan pelajarannya.

Aku memutuskan untuk menembaknya. Saat itu kulakukan, yang terjadi malah ditolak. Baru kali ini aku nembak cewek ditolak. Biasanya semua menerima cintaku. Aku penasaran dan menanyakan alasannya...

“Aku ga bisa pacaran ama sembarang cowo dunk. Aku mau cowo yang bermutu dan berkualitas.”

“gimana cara nunjukkin aku itu bermutu?”sahutku heran..

“Gampang, satu kamu mesti pinter, kan dah mau meja hijau. Tunjukkin kamu bisa lulus dengan usaha kamu sendiri. Dua hilangkan sikap playboy kamu, mank kamu kira aku ga tahu prestasi kamu di kampus. Tiga cari kerjaan yang bagus, mank kalo ga kerja tar mau gimana pacaran...”

“Wah susah juga, tapi aku akan menerima tantanganmu...” sahutku yakin, saat itu aku benar-benar merasa ingin memilikinya. Bukan karena ambisi dan nama baik, tapi karena hatiku berkata dialah yang kucari...

Hari demi hari aku merubah diriku sedikit demi sedikit. Berusaha meninggalkan segala sikap buruk, dia selalu berada di sampingku membimbingku, menjadi yang terbaik....

Guncangkanlah Dan Naiklah

Suatu hari keledai milik seorang petani jatuh ke dalam sumur. Hewan itu menangis dengan memilukan selama berjam-jam, sementara si petani memikirkan apa yang harus dia lakukan.
Akhirnya, Ia memutuskan bahwa hewan itu sudah tua dan sumur juga perlu ditimbun. Jadi, tidak akan ada gunanya lagi menolong si keledai. Ia pun mengajak para tetangga untuk membantunya. Mereka membawa sekop dan mulai menyiramkan tanah ke dalam sumur. Biarlah sumur itu menjadi kuburan si keledai, pikir petani tua itu.
Pada mulanya, ketika si keledai menyadari apa yang sedang terjadi, ia menangis, meringkik penuh kengerian. Tetapi kemudian, semua orang takjub, karena si keledai menjadi diam. Tak ada suara apa pun. Setelah beberapa sekop tanah lagi dituangkan, dan tak ada lagi suara apa pun, karena penasaran, si petani melongokkan kepala. Dan ia tercengang melihat apa yang terjadi.
Walaupun punggungnya terus ditimpa oleh bersekop-sekop tanah dan kotoran, si keledai melakukan sesuatu yang menakjubkan. Ia mengguncang-guncangkan badannya agar tanah yang menimpa punggungnya turun ke bawah, lalu menaiki tanah itu.
Sementara tetangga-tetangga si petani terus menuangkan tanah kotor ke atas punggung hewan itu, si keledai terus juga menguncangkan badannya dan melangkah naik. Segera saja, semua orang terpesona ketika si keledai meloncati tepi sumur dan melarikan diri!

Kawan, kehidupan terus saja menuangkan tanah dan kotoran kepadamu, segala macam tanah dan kotoran. Cara untuk keluar dari “sumur” (kesedihan, masalah, dan lainnya) adalah dengan menguncangkan segala tanah dan kotoran dari diri kita (pikiran, dan hati kita) dan melangkah naik dari “sumur” tadi dengan menggunakan hal-hal tersebut sebagai pijakan.
Setiap masalah-masalah kita merupakan satu batu pijakan untuk melangkah. Kita dapat keluar dari “sumur” yang terdalam dengan terus berjuang, jangan pernah menyerah! Never give up! Guncangkanlah hal negatif yang menimpa dan melangkahlah naik!

Pesan Terakhir

Aku telah berusaha datang kepadamu,aku berseru memanggilmu dengan segenap hatiku; dan ketika aku datang kepadamu, kulihat engkau datang kepadaku.
Kamar rumah sakit, tenang dan remang-remang,bagiku terlihat tidak nyata.Waktu berlalu lamban,sepertinya aku sedanng menonton tablo yang dimainkan di dalam gedung teater yang gelap.Sayangnya,yang kulihat itu nyata-saudara-saudaraku dan aku sendiri,tenggelam dalam pikiran masing-masing,duduk membisu memandang ibu kami yang duduk di samping tempat tidur ayah,menggenggam tangannya,dan berbisik lembut kepadanya meskipun ayah tidak sadar.Ayah kami, setelah bertahun-tahun dengan sabar menahan penderitaan karena penyakit yang tidak bisa disembuhkan,sekarang sampai di akhir perjuanngannya.Pagi-pagi tadi,ayah kehilangan kesadaran.Koma.Kami tahu,saat ajalnya sudah dekat.
Ibu berhenti berbicara kepada ayah,kulihat dia memandangi cincin-cincin di jarinya sambil tersenyum lembut.Aku juga tersenyum,karena tahu ibu pasti membanyangkan ritual yang mereka mainkan selama empat puluh tahun menikah dengan ayah.Ibu,yang enerjik dan tak bisa diam,selalu keliru memasang cincin pertunangan dan cincin kawinnya.Ayah,yang tenang dan sabar,selalu meraih tangan ibu dan dengan lembut serta hati-hati membetulkan kedua cincin itu.Meskipun sangat perasa dan penuh cinta,sulit bagi ayah untuk mengucapkan kata-kata “aku cinta padamu,”karenannya dia mengungkapkan cintanya lewat hal-hal kecil,seperti itu selama bertahun-tahun.
Setelah diam beberapa lama,ibu berpaling kepada kami dan berkata lirih dengan suara sedih,”aku tahu ayah kalian akan meninggalkan kita,tetapi tiba-tiba dia tidak sadar sehingga aku tidak sempat mengucapkan pesan terakhir,bahwa aku mencintainya sampai kapanpun.”
Aku menunduk.Aku ingin berdoa,memohon mukjizat agar kedua orang tuaku  bisa mengungkapkan cinta mereka untuk terakhir kalinya,tetapi hatiku sesak dan kata-kata tak mau terucap.Sekarang kami hanya bisa menunggu.Malam semakin larut,satu persatu kami terlena,kamar semakin sunyi.Tiba-tiba,kami tersentak bangun.Ibu menangis.Takut bahwa yang buruk telah terjadi,kami bangkit berdiri untuk menghiburnya.Tapi,alangkah kagetnya kami melihat ibu ternyata menangis bahagia.Kami ikuti arah pandangannya,dia masih menggenggam tangan ayah,dan entah bagaimana tadi,tangan ayah yang satunya telah bergeser sedikit dan kini tertumpang di tangan ibu.
Ibu tersenyum sambil menangis dan berkata, “sesaat tadi dia memandangku.”Ibu berhenti berbicara,memandang tangannya lagi.”Lalu,”bisiknya dengan suara parau penuh perasaan,”dia membetulkan letak kedua cincinku.”
Ayah meninggal satu jam kemudian.Tetapi Tuhan,dalam kebijaksanaanNya yang abadi,maha mengetahui apa keinginan kita sebelum kita sempat berdoa memohon kepadaNya.Doa kami dikabulkan dengan cara yang akan selalu kami syukuri dan kami kenang sepanjang hidup kami.
Ibu sudah menerima pesan terakhir dari Ayah.
“Melewati tahun demi tahun aku akan berjalan bersamamu.Di dalam hutan yang lebat menghijau.Di pantai-pantai berpasir.Dan bila waktu kita di dunia sudah habis,di sorga kelak,kau akan tetap menggandeng tanganku.”

Senin, 10 Januari 2011

Jangan Pergi Dariku... Part 3

***
She came to my life.. Pick a little candle then light it...
Now I can she her face...
But why I can’t reach her....
It just like seeing a Moon, I can see it but I can’t keep it....
***

Aku tetap berusaha bertahan....
Berharap ada perubahan dari dirinya...
Suatu hari setelah hang out bareng kami terlibat pertengkaran. Masalah yang kami tengkarkan adalah sikapnya yang dingin kepadaku tidak seperti layaknya sepasang kekasih...

“Kamu maunya apa? Aku mesra-mesraan ama kamu gitu waktu hang out? Ato terus aku peluk gitu selama out? Aku ga kebiasa gitu, aku ga pernah gitu...!!”pekiknya dengan mata yang mulai berkaca-kaca...

“Bukan gitu maksud aku. Yang aku maksud jangan ampe cuekin aku gitu lah. Kamu jalan sendiri, ninggalin aku gitu... Aku kek orang gilak kejer-kejer kamu....”

“Yah namanya aku lagi lihat-lihat baju.... Kamu sama aja ma cowo yang lain ternyata. Ga bisa nerima aku apa adanya....” Jerit dia sambil menutup pintu rumahnya dan meninggalkan aku sendirian di luar rumahnya..

Aku galau, Berpikir kalau semua ini sudah tak bisa dipertahankan lagi... Kepalaku sakit... Satu-satunya yang terpikir adalah mencari abang Indah, si Andrian..

Setelah menceritakan segalanya dengan Andrian, ia lalu duduk termenung berpikir sejenak dan mulai bercerita...

“Indah itu dulu ga seperti itu. Dia dulu sangatlah care ama pasangannya.. Setiap hari bersama pasangannya, share waktu bersama-sama.. Mesra banget lah.. Tapi setelah sering dikhianati, pendapat dia tentang PRIA menjadi berbeda. Dia merasa bahwa PRIA di mana-mana itu sama. Semuanya hanya mempermainkan dan mempermainkan. Semenjak itu, dia menjadi dingin dan tidak lagi menghiraukan lagi dengan yang namanya cowok.. Bahkan terhadap aku, satu-satunya saudara dia, juga dingin. Dia berubah.. Hanya mementingkan diri sendiri. Menjadi egois dan pesimis...”

Aku mulai berpikir bahwa segalanya memang bukan salah dari Indah, pengalaman yang membuatnya menjadi seperti itu. Pengalaman takut akan kegagalan dan takut dikhianati lg membuat dia menjadi dingin...

“Tapi....”lanjut Andrian...”Semuanya berubah beberapa waktu ini. Sejak kenal ama kamu, memang dia tidak sering berbicara dengan kamu, mesra-mesraan dengan kamu, tapi di rumah, Dia selalu menceritakan tentang dirimu, bagaimana dia merasa kamu itu berbeda karena dapat menerima dia apa adanya walaupun dia dingin denganmu. Aku merasa dia sedikit demi sedikit berubah. Menjadi lebih terbuka. Aku rasa jika kamu bersabar sedikit, mungkin dia juga akan berubah seperti yang dulu. Sayangnya semua itu gagal. Hari ini kamu seperti menekan tombol restart. Semuanya kembali seperti awal....”

Aku merasa bersalah, jika aku bisa bersabar sedikit lagi. Jika aku tidak mementingkan keegoisanku... Semuanya mungkin akan berbeda...

“Jadi aku mesti gimana ko?”tanyaku kepada Andrian..

“Beri dia waktu. Jangan cari dia selama beberapa hari... Ntar minggu baru kamu cari dia. Tunggu emosinya redah dulu. Dia klo emosi bisa ampe berbulan-bulan...”

Aku mengikuti saran sang Abang... Aku tidak mencarinya, tapi setiap pagi tetap mengucapkan salam kepadanya di BBM, setiap siang menanyakan apakah dia sudah makan apa belum.. dan malam mengucapkan salam juga. Hari pertama, hari kedua dia tidak membalas. Hari ketiga dia mulai membalas dengan balasan singkat, begitu pula seterusnya.

Pada hari minggu aku bermaksud melamar dia. Menjadikan dia tunangan aku. Aku bertekad untuk mendapatkan hatinya kembali dan kali ini akan berusaha menjadi yang terbaik.. Aku juga sudah bekerja sama dengan Andrian, dan dia setuju untuk membantuku...


*
Pada hari Minggu itu, aku janjian dengan Indah akan ketemuan, pertama dia tidak mau, tapi setelah abangnya juga mengajak untuk double date, akhirnya dia terima juga ajakan aku. Aku sudah lama tidak bertemu dia, aku rindu dengannya, walau dia dingin, tapi aku tetap rindu dengan leluconnya yang kadang bisa membuatku tertawa gembira...

Saat itu kami pergi ke sebuah resto, Abangnya dengan pasangannya dan aku dengan Indah. Setelah duduk, Andrian dan pasangannya permisi untuk pergi ke Toilet. Sebenarnya aku meminta tolong untuk menaruh cincin pertunangan ke dalam Ice Cream Sundae yang rencananya akan aku pesan untuk Indah. Dia kan suka banget ama Ice Cream Sundae. Rencana sudah siap, dan ternyata dia sendiri juga memesan Ice Cream Sundae tanpa aku memesankan untuknya...

“Maafkan aku soal tempo hari yha.. Kemarin aku dah dimrepetin ama om Andrian itu, dia dah cerita semuanya. Kali ini Aku benar-benar salah. Aku minta maaf...” Ujarku membuka pembicaraan

“Kamu Ga salah koq... Aku yang salah menilai keinginanmu... Kita seperti langit dan bumi... Aku merasa bersalah dengan kamu. Ga bisa jadi seperti yang kamu mau....”

Perkataannya membuat aku sedikit takut.. Saat ini aku tidak mau kehilangan dia... Aku sayang ama dia..

“Aku lah yang salah, aku sudah menyadari betapa tersiksanya dirimu, izinkan aku berubah, beri aku satu kesempatan untuk menyusun kembali puing-puing hati yang sempat kujatuhkan....”

“Aku tak tahu mau berkata apa... Bisa kaan kamu kasi aku waktu?”

Aku hanya mengangguk, dan dia segera beranjak pergi. Andrian dan cewenya yang melihat hal itu dari kejauhan langsung berlari mendekatiku, bertanya tentanng yang terjadi, setelah aku menjelaskannya, Andrian tampak cemas dan segera berlari menyusul Indah..

Aku sendiri hanya duduk di sini memandangin Sundae yang mulai meleleh, dan akhirnya memperlihatkan sebuah cincin yang sudah kupersiapkan untuk Indah... Aku hanya bisa diam dan berharap sedikit kalau ada kesempatan untuk mengulang segalanya....


*

Sudah 2minggu aku sama sekali tidak menghubungi Indah, Andrian berkata jangan sekalipun mencarinya sebelum dia mencari aku. Aku hanya menurut. Selama itu pula aku menyiapkan usaha terakhirku. Aku pikir, tidak ada salahnya mencoba sekali lagi. Kalo ga dicoba mana tahu hasilnya....
You can’t lose what u never had....


Aku mempersiapkan segalanya.. Menunggu hingga dia mencariku. Akhirnya dia mencariku, tapi dia tak memberi jawaban yang pasti


“Aku pusing, aku tidak mendapat jalan yang pas untuk masalah ini.,,...”sahutnya lemas di ujung telepon...

“Ga usah dipikir terlalu keras, kamu tar stress dan sakit loh....”

“Kalo ga dipikir, mau ampe kapan ini masalah selesai...?”

Pada saat itu, aku dah nitipin semua rencanaku kepada Andrian. Usaha terakhirku. Dan setelah Indah mencariku, aku langsung meminta Andrian menjalankan usahanya....

“Aku ada titip sesuatu ama Andrian tar kamu lihat dulu yah.....”

Semua usaha terakhirku ada disana. Sebuah cincin dan sepucuk surat.....




---------
Cinta...
Merupakan sebuah kata yang sulit diungkapkan
Bukan karena tak memiliki Arti...
Tapi karena Cinta memilik berjuta makna yang terpendam di dalamnya...
Setiap Orang memilik arti Cinta tersendiri di dalam dirinya...
Begitu Pula denganku...
Arti Cintaku kepadamu tidaklah serumit Diriku
Aku hanya ingin mencintaimu dengan sederhana...

Kata orang
Manusia itu hidup di dunia ini...
Semuanya mencari sesuatu...
Sesuatu yang dapat membuatnya Sempurna...
Ada yang menemukannya dalam keluarganya...
Ada yang dalam hubungan persahabatannya...

Bagiku...
Hal yang dapat membuatku sempurna adalah...
Dapat melihat Matahari bersinar dengan dirimu di sisiku...
Dan Tahu bahwa aku Dapat sekali lagi mengatakan

Aku Cinta Kamu....

Segala yang kumiliki menjadi Sempurna
Dengan Adanya Kehadiranmu di sini...

Izinkanlah aku menjadi sempurna
Bersamamu....

P.S. : Seandainya ada satu kesempatan lagi untukku.......
Temui aku di tempat kita pertama kali bertemu
Minggu ini Aku akan menanti kehadiranmu
Terima Kasih...
---------




Aku tak tahu apa yang bakal terjadi selanjutnya. Setidaknya aku sudah berusaha.

Minggunya, saat yang menentukan bagiku. Jika Ia datang, maka berarti ia memberi satu kesempatan lagi bagiku untuk bersamanya. Aku merasa tegang dengan keadaan seperti ini. Merasa takut kehilangan dirinya...

Seharian aku duduk di sana. Sejak jam 11 pagi hingga sekarang jam tanganku sudah menunjukkan pukul 6 sore... Aku hanya duduk menanti di sebuah Restoran kecil tempat pertama kali aku melihat senyumnya... I’m not moving, until u come....

Jam sudah menunjukkan pukul 8.30 malam, aku sendiri sudah merasa kecewa.. Aku merasa bahwa ini sudahlah menjadi jawaban dari segalanya.. Aku tahu aku bersalah, dan kalau dia mengambil keputusan untuk mengakhiri segalanya mungkin wajar saja.

Aku bersiap untuk beranjak, karena resto ini pun akan segera tutup...

Aku sudah berjalan menuju parkiran....

“RANDI......!!!” Teriak seseorang yang aku kenal suaranya....

Aku berbalik mendapatkan sesosok wanita sedang berlari menghampiriku. Ya dia adalah Indah... Aku hanya tertegun melihat dia berlari mendekati aku...

“Aduh kamu mau kemana sih... Bukannya bantu aku nganter Andrian ama cewenya ke bandara.. Macet taukk....”sahutnya

“Ouuhh Koko kemana?”

“Balik Aussy dia hahahaha...”sahutnya

“Jadi??”

“Jadi apa? Cepet antar aku pulang, aku naek becak tadi....”

“Kalau begitu.....” belum sempat aku selesai berbicara, dia langsung menutup mulutku dengan tangan kanannya... Dan menunjukkan kepadaku tangan kirinya... Di jari manisnya terpasang Cincin yang aku berikan kepadanya... Dia lalu menarik tangan kiriku.. Memasukkan Cincin yang satunya lagi ke jari manisku... Setelah itu dia tersenyum dan memelukku....
“Dah tau jawabannya kan??” tanya dia

“Belum aaaa....”sahutku sambil tersenyum

“ MARRY ME......!!!!!!!!!”seru dia dan memelukku lagi

“Tentu.... Tapi ada satu syarat....”sahutku

“Apa itu?”tanya dia penasaran...

“JANGAN PERGI DARIKU.....”



Hari ini....
Aku telah menemukan Sesuatu yang membuatku menjadi orang yang sempurna
Terima kasih Tuhan atas kesempatan yang engkau berikan....


*
Sometimes, someone love you so much
But they don’t know how to appreciated it to you...
So, Love them simply....
And let them love you simply too.....