Alkisah hidup dua keluarga yang saling bertetangga. Rumah pertama dihuni oleh seorang Tuan Tanah beserta istrinya yang kaya raya dengan harta yang berlimpah dan rumah yang mewah. Dan rumah yang kedua dihuni oleh seorang pedagang sayur beserta istrinya yang hidup pas-pasan.
Sang Tuan Tanah dan istrinya adalah orang sibuk. Setiap pagi sampai siang mereka pergi meminjamkan uang serta menagih pinjaman dari para rakyat yang meminjam uang kepadanya, sedangkan pada malam hari mereka sibuk menghitung uang yang mereka dapatkan pada hari itu. Hidup terasa serba sibuk tidak ada waktu bersantai. Tidur tak tenang. Makan tak tenang.
Sebaliknya si Tukang Sayur dan istrinya adalah sepasang suami istri sederhana, pagi pergi menjual sayur. Sorenya setelah pasar tutup mereka pulang ke rumah. Bermain bersama anak mereka. Pada malam harinya sang Suami memainkan gitar dan sang Istri bernyanyi mengiringi malam dingin.
Setiap malam saat sang Tuan Tanah sedang menghitung pendapatannya selalu saja mendengar alunan musik serta canda tawa tetangganya tersebut. Suatu waktu dia mengeluh dengan istrinya.
Tuan Tanah : "Kita yang mempunyai segalanya. Harta kita melimpah. Kenapa ga bisa bahagia seperti mereka yang hanya tukang sayur. Kenapa kita tidak bisa bersantai sedangkan mereka bisa bahagia tertawa lepas sambil bernyanyi..."
Istri TT : "Tenanglah suamiku. Jika kamu ingin mereka tidak bahagia lagi, saya ada ide yang cukup bagus suamiku..."
Keesokan harinya mereka memberi kedua pasangan suami istri penjual sayur itu setumpuk uang untuk dipinjamkan kepada mereka untuk membuka usaha sendiri tanpa bunga dan tanpa batas waktu pembayaran. Tentu saja Tukang Sayur dan istrinya merasa senang sekali mendapat rejeki tiba-tiba seperti ini. Pada awalnya mereka menolak, tetapi setelah dipaksa mengambil uang tersebut akhirnya mereka menerimanya juga.
Sesampai di rumah, mereka langsung duduk menghitung uang tersebut dan mulai berangan-angan ingin membeli apa saja dengan uang tersebut. Setelah berpikir sangat lama, mereka juga masih saja bingun mau dipergunakan untuk apa uang tersebut. Jika ingin disimpan di Bank mereka takut dicurigai soalnya mereka hanyalah pedagang sayur kecil. Mau dibelanjakan juga bisa mengundang curiga dari warga sekitar. Terakhir mereka sepakat untuk menyimpannya di rumah saja. sebagian ditaruh di bawah ranjang sebagian lagi di tubuh kedua suami istri tersebut. Malam itu diliputi oleh keresahan. Merek bergantian menjaga uang tersebut setiap 2 jam sekali. Perasaan takut dan pusing menyatu.
Hari pertama masih bisa mereka lewati, Hari kedua juga masih bisa dilewati. Pada hari ketiga mereka menyerah dan memutuskan untuk mengembalikan uang tersebut bulat-bulat kepada sang Tuan Tanah. ALasannya hanya satu. Mereka ingin hidup tenang tanpa kerisauan.
Cerita di atas menunjukkan bahwa kekayaan bukanlah segalanya di dunia ini. Meskipun hampir segala sesuatu memerlukan uang untuk dapat terlaksana, tetapi ada banyak hal yang tidak bisa dibeli dengan uang seperti Cinta, Kasih Sayang, Kepuasan, serta Kebahagiaan. Yang terpenting adalah kita bisa menikmati segala sesuatu yang kita peroleh sekarang serta mensyukuri segala sesuatu yang kita peroleh.
So...
Bersyukurlah dengan APA yang Kita MILIKI saat ini
KEKAYAAN bukanlah SEGALANYA
KEBAHAGIAAN lebih penting dari KEKAYAAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar