Alkisah zaman dahulu kala ada seorang peramal yang sangat lihai dalam meramalkan nasib seseorang. Tidak ada satupun orang yang tidak dapat dia ramalkan nasibnya dan selalu tepat. Suatu hari dia melakukan perjalanan yang cukup jauw dengan berjalan kaki. Di tengah jalan ia merasa haus dan sangat ingin meminum sesuatu. Akan tetapi, ia sekarang berada di tengah-tengah padang rumput. Dari kejauhan dia melihat sebuah gubuk kecil. Dia pun bergegas pergi ke gubuk itu untuk meminta segelas air.
Sesampainya disana dia mengetuk pintu. Seorang lelaki membuka pintu.
"Bolehkah saya meminta segelas air, saya sedang mengembara dan saya kehausan.." kata sang peramal
"Oh, tentu saja boleh. Tuan boleh meminum sebanyak yang Tuan mau. Bu.. tolong ambilkan segelas air bu..." kata Lelaki tersebut sembari memanggil istrinya untuk menyuguhkan segelas air.
Setelah air disuguhkan, sang peramal pun bergegas meminumnya, tetapi apa yang terjadi. DI dalam gelas itu terdapat sebiji padi. Padi itu membuat sang peramal harus meminum air tersebut pelan-pelan karena takut menelan padi itu. Sang peramal merasa kesal dengan perbuatan itu. Ia mengira sang Lelaki mengerjai sang Peramal.
Setelah selesai beristirahat sang Peramal berpikir mau membalaskan sikap jahil sang Lelaki. Lalu sang Peramal memberitahu kepada sang Lelaki bahwa dia adalah Peramal profesional. Tidak ada yang tidak bisa di ramalkan.Dia mencari sebuah tempat yang 'Feng Shui'-nya tidak bagus dan sial untuk sang Lelaki dan berbohong bahwa tempat itu adalah tempat keberuntungan sang Lelaki. Sang Peramal berpikir jika sang Lelaki pindah ke tempat itu, kehidupannya akan lebih menderita.
10 tahun berlalu, Sang Peramal tiba-tiba teringat akan sang Lelaki dan penasaran akan nasib sang Lelaki saat ini. Di pikiran dia, mungkin sekarang sudah tidak ada lagi keluarga yang menempati tempat sial itu. Ia pun bergegas pergi ke tempat tersebut. Akan tetapi, apa yang ia temukan? Ia menemukan sebuah bangunan rumah yang megah bahkan mirip sebuah istana kecil. Dia terpukau dengan bangunan itu dan seakan tidak percaya melihat bangunan itu. Ia pun mengetuk pintu. Alangkah terkejutnya dia melihat yang membuka pintu itu adalah sang Lelaki yang dulu memberi sang Peramal minum.
Setelah melihat sang Peramal datang, sang Lelaki langsung berlutut mengucap syukur karena berkat sang Peramal akhirnya dia menjadi seorang Tuan Tanah di daerah yang ditunjukkan oleh sang Peramal.
Sang Peramal lalu berkata," Ini tidak mungkin, kemarin saya memberimu tempat yang 'feng shui'-nya paling jelek. Saya kesal karena kamu memasukkan biji padi ke gelas yang berisi air, jadi saya ingin balas dendam. Tapi kenapa menjadi begini?!?! Saya tidak pernah salah dalam meramal segala sesuatu...."
Lelaki menjawab, "Ohh biji padi itu bukan untuk mengerjai Anda, Tuan Peramal yang baik hati. Itu saya letakkan agar Tuan tidak meminum air tersebut dengan terburu-buru, karena meminum air dengan terburu-buru tidaklah baik untuk kesehatan, itu yang diajarkan oleh para Leluhur sebelumnya kepada kami, Tuan..."
Sang Peramal pun tersadar akan niat yang sebenarnya niat baik dari sang Lelaki. Akhirnya sang Peramal diundang untuk makan bersama, dan mereka menjadi sahabat dan hidup akur.
Nah para Pembaca, terkadang kita tidak tahu maksud dari perlakuan seseorang terhadap kita. Terkadang hal yang dilakukan seseorang kepada kita yang kita rasa menjengkelkan sebaliknya mempunyai tujuan yang baik untuk kita. Hal yang sama terjadi kepada Lelaki pada cerita di atas. Sang Lelaki yang bermaksud baik tidak menjadi sial karena dia tidak berniat jahat kepada sang Peramal. Kita sebagai sesama manusia sebaiknya tidak menilai segala sesuatu dari apa yang kita lihat saja. Terkadang ada makna yang terkandung dari segala sesuatu yang terjadi
SO...
Don't Judge The Book From It's Cover
Tidak ada komentar:
Posting Komentar