Di suatu negara di belahan dunia ini hidup sebuah keluarga rukun. Keluarga ini terdiri dari Ayah, Ibu, serta sepasang anak yang cantik dan ganteng. Sebenarnya keluarga ini adalah keluarga yang harmonis dan selalu rukun, dengan sosok seorang Ayah yang penyayang dan penyabar dan ibu yang lemah lembut serta kedua anak yang penurut dan pandai.
Yang menjadi masalah dari keluarga ini hanya satu, yaitu sang Ibu serta kedua anaknya sangat rajin beribadah, sedangkan sang Ayah tidak. Bukan karena sang Ayah membenci agama atau ATHEIS, tetapi Ia mempunyai sebuah tanda TANYA besar terhadap AGAMA yang membuat dia tidak bisa percaya kepada AGAMA.
Anak1 : "Ayah mari kita beribadah yuk. Kan kalau beribadah sekeluarga lebih enak..."
Anak2 : "Iya yah, kan lebih seru kalau kita sekeluarga pergi bersama
Ayah : "Nak bukan ayah tak mau pergi, tetapi ayah cuman merasa heran, kalau TUHAN yang kalian sembah itu benar-benar ada, mengapa dia harus menjadi manusia segala untuk turun ke Dunia dan mengalami banyak siksaan hanya untuk menolong manusia. Bukankah hal itu merupakan hal yang tak berguna. Jika DIA memang maha Kuasa, DIA pasti bisa membantu kita tanpa harus turun ke DUNIA ini. Ayah bukan tidak percaya atau munafik tapi menurut ayah itu adalah 'NonSense'. Jadi ayah tak begitu percaya terhadap TUHAN."
Ibu : "Ya sudah, lagian kan Ayah lelah seharian bekerja jadi biarkan dia beristirahat di rumah low. Ayuk kita pergi beribadah.."
Jadi pergilah sang Ibu dengan kedua anaknya yang sedikit kecewa dengan jawaban sang Ayah dan meninggalkan sang Ayah seorang diri di rumah.
Tidak lama setelah keluarga yang lain pergi, tiba-tiba turun hujan yang sangat deras dan angin yang sangat kencang. Tak lama berselang terdengar ketukan-ketukan dari arah pintu rumah. Ayah pergi melihatnya. Ternyata itu bukanlah suara dari ketukan pintu, tetapi ketukan itu berasal dari jendela di samping pintu rumah mereka. Sekelompok burung pipit yang tersesat di badai itu terbang sembarang arah dan menabrak jendela rumah mereka.
Sang Ayah melihat ada beberapa burung yang bahkan mengalami cedera sehingga tidak sanggup terbang. Ia pun memutuskan untuk menolong sekelompok burung tersebut. Ia keluar dan berusaha mencari solusi, lalu Ia ingat ada sebuah ruang di gudang dia yang dulu dia pergunakan untuk tempat tidur binatang peliharaan anaknya yang sudah lama tak dipakai. Ia pun bermaksud membawa mereka ke dalam.
Sang Ayah berusaha menangkap seekor demi seekor burung pipit tersebut. Akan tetapi, apa yang terjadi? Burung-burung berlarian terbang. Sang Ayah mencoba menghalau dan mengibas-ngibaskan tangan na dengan maksud agar burung tersebut terbang ke arah gudang, tetapi yang terjadi malah burung-burung itu berhamburan terbang ke segala arah dan berhenti di tempat yang sama kembali. Sang Ayah pun bergumam...
Ayah : "Haiya susah sekali menyuruh mereka ke gudang itu, padahal maksud saya biar mereka tidak terluka lagi dan terhindar dari dingin malam. Bagaimana yah caranya agar mereka bisa menuruti apa yang saya suruh. Mungkin karena saya begini besar jadi mereka takut dan berhamburan. Oh TUHAN seandainya saya bisa menjadi burung seperti mereka, saya pasti bisa menuntun mereka ke arah Gudang tersebut tanpa menakuti mereka.... ."
Sewaktu sang Ayah bergumam tiba-tiba terdengar bunyi lonceng, Ia pun tertegun sejenak dan berlutut dan berlinangan air mata...
Ayah : "Oh TUHAN hari ini kamu telah memberikan jawaban dari semua pertanyaanku. Saya selama ini telah salah menilaimu... Maafkanlah Hamba-Mu ini ya TUHAN...."
Sejak saat itu sang Ayah telah terbuka pikirannya, dan menjadi rajin menjalankan ibadah bersama sang istri dan kedua anaknya.
Segala sesuatu terjadi pasti ada sebabnya.Begitu juga dengan TUHAN. Ia turun menjadi manusia karena hanya dengan cara itulah DIA bisa langsung berinteraksi dengan para manusia tanpa membuat manusia merasa takut dan aneh akan kehadiran-NYA. Ketahuilah walau DIA sudah tidak hidup lagi di dunia ini, tetapi DIA selalu ada di mana saja kita berada...
Karena TUHAN SELALU ADA DI HATI SEMUA UMATNYA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar